PLN telah membangun sistem digital rantai pasok energi primer untuk pembangkit listrik yang terintegrasi dengan Kementerian ESDM. Hadirnya sistem digital terintegrasi ini membuat sistem rantai pasok energi primer yang jauh lebih kokoh.

Monitoring dari yang sebelumnya hanya dilakukan pada titik pembangkit, kini sudah terpantau sejak titik loading di lokasi tambang. Sehingga, corrective action bisa diambil secara cepat jika dibutuhkan untuk memastikan ketersediaan energi primer tetap aman.

“Kami sudah memastikan kecukupan energi primer kami dalam status sangat aman. Baik itu pembangkit batu bara, gas, maupun BBM sampai ke daerah-daerah terisolir dan 3T. Kami pastikan setiap pembangkit memiliki HOP (Hari Operasi) di atas 20 hari,” kata Darmawan.

Selama periode Nataru 2024, PLN menyiagakan lebih dari 18 ribu pegawai dan lebih dari 63 ribu personel lapangan yang akan siaga 24 jam menjaga keandalan listrik. Para petugas ini tersebar di 1.853 posko siaga PLN di seluruh tanah air.

Tidak hanya itu, para petugas juga dibekali dengan peralatan dan armada pendukung, berupa 1.731 Genset, 735 Uninteruptible Power Supply (UPS), 1.091 Unit Gardu Bergerak (UGB), 116 Unit Kabel Bergerak (UKB), 395 mobil crane, 3.756 mobil, dan 3.318 motor.

“Kami juga akan menyiagakan petugas PLN di lokasi-lokasi perayaan Natal dan Tahun Baru, seperti Gereja dan tempat wisata, serta Bandara, Pelabuhan dan terminal bus yang menjadi titik mobilisasi masyarakat,” ucap Darmawan.

Pada apel tersebut, Darmawan juga melakukan telekonferensi dengan personel siaga di 41 unit induk PLN dan unit-unit subholding yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesiapan personel di seluruh Indonesia dalam menjaga keandalan listrik.