BALI – Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia unjuk gigi mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menjadi salah satu yang terbaik di antara negara anggota G20 dalam acara ‘Launching & Introduction Bali Compendium & Sustainable Investment Guidelines’, Senin (14/11).

Baca Juga: Empat Negara ASEAN Bersama BI Perkuat Transaksi Digital

Bahlil mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam Kuartal III 2022 meningkat lebih dari 5 persen.

 

“Pertumbuhan ekonomi kita pada kuartal III 2022 tumbuh 5,75 persen. Salah satu yang tebaik di negara G20,” jelasnya dilansir dari CNNIndonesia.com.

 

Tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,72 persen pada kuartal ketiga tahun ini. Nah, sementara, ekonomi Kanada hanya 4,6 persen pada periode yang sama.

 

Lalu, Meksiko 4,2 persen, China 3,9 persen, Korea Selatan 3,1 persen, dan Italia 2,6 persen. Kemudian, Uni Eropa 2,1 persen, AS 1,8 persen, Jepang 1,6 persen, dan Jerman 1,2 persen.

 

Namun demikian, pertumbuhan ekonomi RI tersebut masih di bawah India, Arab Saudi, Turki, dan Argentina.

 

Lebih lanjut, Bahlil juga menyebut inflasi Indonesia masih terjaga di level di bawah 6 persen pada Oktober 2022, yakni5,71 persen secara tahunan.

 

Hal itu ia sebut karena pemerintah melakukan tindakan melalui kebijakan moneter oleh Bank Indonesia (BI) dan fiskal oleh pemerintah.

 

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia tembus 1,81 persen pada kuartal III 2022. Dengan realisasi itu, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 5,72 persen secara tahunan (year on year).

 

Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh beberapa faktor. Salah satunya,upaya pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat dari sejumlah tekanan ekonomi, salah satunya memberikan perlindungan sosial dalam bentuk bansos.

 

Respons itu ditandai dengan meningkatnya realisasi penyaluran perlindungan sosialsebesar12,46 persen secara year on yeardan subsidi energi,BBM sebesar 111,96 persen.

 

Ia mengatakan respons pemerintah tersebut telah berhasil mempertahankan daya beli masyarakat sehingga bisa menopang konsumsi dan pertumbuhan ekonomi.

 

Selain faktor tersebut di atas, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2022 juga ditopang oleh peningkatan aktivitas masyarakat yang sempat tertahan oleh kebijakan PPKM selama masa pandemi covid-19.

 

Peningkatan aktivitas masyarakat itu tercermin dari kunjungan wisatawan mancanegara yang tumbuh 10.764,29 persen secara year on year.

 

“Catatan dari domestik, kita lihat indikasi mobilitas masyarakat makin pulih dibandingkan kuartal III tahun lalu. Hal ini ditandai dengan perkembangan jumlah wisman yang tumbuh 10.746,29 persen secara year on year,” katanya.

 

Sedangkan faktor ketiga adalah kinerja ekspor.

 

“Kita lihat bahwa neraca dagang RI surplus US$14,92 miliar, tumbuh 12,58 persen (yoy). Kalau diperhatikan surplus tersebut dari beberapa komoditas unggulan, seperti batu bara US$13,31miliar,kelapa sawit ekspornya capai US$8,95 miliar, besi baja ekspor US$6,38miliar,” jelasnya.