JAKARTA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan 60 negara diprediksi akan alami krisis utang dalam waktu dekat.

Baca Juga: Kanwil Sulsel Wajibkan Notaris Terapkan PMPJ Dalam Bekerja

Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyatakan hal itu dan situasi tersebut dapat menyebabkan krisis ekonomi.

“Saat ini lebih dari 60 negara yang diperkirakan dalam situasi debt distress atau kondisi keuangan atau utang distress yang bisa memicu krisis utang maupun krisis keuangan atau ekonomi,” ujarnya dilansir dari CNNIndonesia.com.

Ia menilai negara tersebut akan alami kondisi persis dengan Sri Lanka dan Argentina yang sudah merasakan krisis utang lebih dulu. Hal itu tidak dapat dihindari akibat adanya tekanan mulai dari pandemi dan kenaikan harga minyak global.

“Ekstremnya kita lihat apa yang terjadi di Sri Lanka dan Argentina dalam bentuk foto-foto, atau kejadian krisis politik, sosial, ekonomi yang komplek. Situasi ini mengerikan dan kita harus kelola,” imbuhnya.

Wanita yang akrab disapa Ani ini mengatakan kenaikan harga minyak global akibat perang Rusia-Ukraina menyebabkan inflasi melonjak tajam di banyak negara.

Contohnya, AS inflasinya melonjak tinggi mencapai rekor lebih dari 40 tahun. Begitu juga dengan negara kawasan Eropa, sehingga kenaikan suku bunga oleh bank sentral negara-negara tersebut tak bisa dihindari.

Karena kondisi ini, maka besar kemungkinan negara-negara tersebut bakal jatuh ke jurang resesi tahun depan.

“Kondisi ini yang kemudian menimbulkan tekanan yang besar. Banyak negara situasinya sudah rapuh waktu terjadi pandemi, sekarang ditambah tekanan keuangan, sehingga makin rapuh,” tegasnya.