JAKARTA – Menurut keterangan dari Managing Director IMF, Kristalina Georgieva, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa terdapat 16 negara yang menjadi ‘pasien’ International Monetary Fund (IMF), dan 28 lainnya masih berada dalam antrean.

Baca Juga: IKN 2024 akan Diisi ASN Milenial

Hal itu dikatakan Jokowi dalam pembukaan Trade Expo Indonesia ke-37, Rabu (19/10).

 

Jokowi menjelaskan bahwa Indonesia mestinya bersyukur tidak tercantum dalam daftar tersebut dikarenakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia pada kuartal II 2022 masih menyentuh 5,44 persen (year on year/yoy) di tengah resesi.

 

Dan meyakini masih dapat tumbuh pada kuartal ketiga.

 

“Saya masih meyakini di kuartal ketiga ini kita juga masih tumbuh di atas 5 persen atau di atas 5,4 persen,” tegasnya dilansir dari CNNIndonesia.com.

 

Ia sempat menyinggung soal laju inflasi Indonesia yang masih terkontrol. Tercatat inflasi Indonesia pada kuartal II berada di 4,9 persen dan 4,6 persen pada Agustus 2022.

 

Meski demikian, Jokowi mengakui kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menyebabkan inflasi September 2022 meningkat menjadi 5,9 persen.

 

Jokowi menegaskan kerja keras adalah kunci dalam kondisi yang sangat sulit seperti sekarang. Tidak hanya membenahi unsur makro, tapi juga mikro.

 

“Otoritas moneter bergerak, otoritas fiskal bergerak, kemudian daerah juga bergerak,” tegas Jokowi.