RAKYAT NEWS, JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani secara terbuka menyampaikan banyaknya keluhan pengusaha terhadap suku bunga tinggi dalam lingkup bisnis. Hal ini disampaikan dalam acara diskusi Leaders Forum di Jakarta, Kamis (14/3/2024).

Dia mengaku telah menggelar survei terhadap 2.000 perusahaan pada tahun 2023 terkait kondisi beban usaha yang dihadapi saat ini. Alhasil, lebih dari 50% menilai kondisi suku bunga saat ini tinggi dan membebani para pengusaha.

“Cenderung menjadi beban. Jadi maksudnya ini masih menjadi kendala, terutama suku bunga pinjaman yang di Indonesia masih tinggi ini jadi faktor yang harus menjadi perhatian ke depan,” katanya, dikutip dari CNBC Indonesia.

Selain itu, dari hasil survei tersebut juga menunjukkan adanya laporan 72% responden mengaku alami kenaikan penjualan yang lambat dengan kisaran 5% dan 42% lainnya mengatakan bisnisnya mengalami stagnasi.

“68,8% nya menilai biaya transportasi dan logistik yang masih tinggi jadi tantangan utama infrastruktur, jadi masukan-masukan begini kita ada detailnya di masing-masing matriks kebijakan,” tuturnya.

Sebagai informasi, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan, kebijakan suku bunga acuan BI Rate akan terus dijaga di level 6%, sampai ada ruang penurunan pada semester II-2024.

Dia menjelaskan BI upayakan untuk pertahankan suku bunga tetap di level 6% dengan menjaga stabilitas ekonomi terjaga dan mengimbangi inflasi dari kisaran target rendah, sehingga pergerakan inflasi rupiah tetap stabil.

“Itu kenapa untuk beberapa saat akan mempertahankan policy rate di level 6%,” katanya, dalam acara Mandiri Investment Forum 2024, Selasa (5/3/2024).

BI Rate di level 6% telah BI pertahankan sejak 19 Oktober 2023. Level suku bunga acuan itu naik setelah BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% sejak 19 Januari 2023.