RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) sebut Indonesia rugi akibat pembahasan perjanjian perdagangan bebas Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) yang mandek.

Ia mengatakan tersendatnya perjanjian dagang itu malah membuat Vietnam untung. Zulhas mencontohkan karena belum ada perjanjian dagang ekspor sepatu Indonesia ke Eropa masih dikenakan pajak 7 persen.

“EU ini merugikan kita, kita kalau kirim sepatu kena 7 persen, Vietnam enggak,” katanya dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI, Senin (27/11), dikutip dari CNNIndonesia.com.

Zulhas pun berpendapat kesulitan dagang dengan negara-negara Eropa bakal makin menjadi karena ada Uni Eropa terkait Undang-Undang Anti Deforestasi (EUDR).

Menurutnya, kebijakan dari Benua Biru itu bakal mempersulit ekspor minyak sawit, kertas, kopi, hingga lada dari Indonesia.

“Apalagi sekarang lahir EU Deforestasi. Sawit, kertas,kopi, lada itu sulitnya minta ampun untuk (ekspor) ke Eropa,” kata Zulhas.

Dalam kesempatan lain, Zulhas mengatakan Vietnam lebih kecil dan berpenduduk lebih sedikit dari Indonesia, tetapi volume ekspor sepatunya ke UE bisa empat kali lipat.

Bahkan, Vietnam berada di posisi pertama dalam perdagangan sepatu, menggusur Indonesia.

Menurutnya, ada andil Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) yang diklaim Zulhas pembahasannya mandek dalam 8 tahun.

“Terus saya berunding, apa sih yang bikin kita nggak kelar perjanjian itu (IEU-CEPA), salah satunya belanja pemerintah. Saya tanya, ‘Dari Kemendag kenapa kita enggak mau? Ini Pak, nasionalisme’. Lah nasionalismenya sempit,” ujarnya dalam The 40th International Foodwear Conference (IFC) di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (4/8) lalu.

“Saya bilang, ‘Kenapa takut? Buka saja procurement (pengadaan) program pemerintah’. Kemendag ditawari pengusaha lokal, masa kalah sama UE? Ndak akan kalah, buka saja! Sekarang kita oke, buka,” sambung Zulhas.