“Intimate Session Digital Creative Entrepreneurs (DCE) 2025 di Makassar ini menjadi momen penting bagi para pelaku UKM untuk naik kelas. Sulawesi Selatan seperti Makassar dikenal sebagai kota niaga, namun kini pola bisnis berubah karena teknologi dan kecerdasan buatan (AI). Pelanggan tidak lagi hanya yang lewat depan toko, tetapi juga mereka yang aktif di dunia digital,” ujarnya.

Menurut Deny, AI tidak hadir untuk menggantikan manusia, tetapi menjadi “asisten virtual” untuk membaca tren, membantu membuat konten, mengelola stok, hingga merancang promosi agar bisnis lebih efisien dan menguntungkan.

Ia berharap para peserta dapat segera menerapkan ilmu yang diperoleh sehingga transformasi digital yang berjalan tidak hanya seremonial.

Di kesempatan yang sama, Owner Tangan Dia sekaligus alumni dan pemenang program DCE pertama, Diayani Sukardi, berbagi dampak nyata yang ia rasakan setelah mengikuti program tersebut.

“Program ini menjadi titik balik yang membuka blind spot yang sebelumnya tidak saya sadari dan mendorong saya masuk ke pasar global. Dampaknya, kini lebih dari 90% produk Tangan Dia telah hadir di pasar internasional,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu peserta Intimate Session, Mutia Nurafni Diapati selaku Owner Kira Kira Michi, menilai program DCE sangat relevan dengan tantangan pelaku usaha saat ini.

Ia menggambarkan sesi tersebut sebagai rangkaian materi yang insightful karena memberikan gambaran konkret tentang peluang UKM lokal untuk go global melalui pemanfaatan AI dan teknologi digital dari Telkomsel.

Mutia berharap program ini berkembang lebih luas dan mampu membangun ekosistem komunitas UKM yang saling bertumbuh.

Kegiatan Intimate Session DCE ke-5 di Makassar turut melibatkan ratusan pelaku UKM dan sejumlah mitra strategis seperti Komunitas Olah Tenun Makassar, Indonesia Marketing Association Chapter Makassar, Unhas Inkubator Bisnis, Balai Diklat Industri Makassar, serta Inkubator UMKM Makassar.

YouTube player