RAKYAT.NEWS, DENPASAR – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Dr. Taruna Ikrar, menjadi salah satu pembicara utama dalam The 1st Asia-US-Europe Enterprise Cooperation and Development Forum di Bali pada Minggu (3/11/2024). Forum internasional ini dihadiri oleh para pemimpin dunia, pakar industri, dan pembuat kebijakan dari Asia, Amerika Serikat, dan Eropa dengan tujuan memperkuat kerja sama lintas benua dalam bidang ekonomi dan inovasi kesehatan.

Forum ini diselenggarakan oleh China Asia Economic Development Association (CAEDA) sebagai platform penting untuk dialog lintas batas. Bahasan dalam forum mencakup inovasi kesehatan, investasi terapi lanjutan, dan kemandirian farmasi global.

Dalam pidato utamanya tentang “Inovasi Regulasi untuk Mempercepat Akses Obat dan Produk Biotek yang Aman dan Berkualitas,” Dr. Taruna Ikrar menyoroti pentingnya inovasi dalam regulasi farmasi dan bioteknologi. Beliau menjelaskan upaya BPOM dalam mendorong regulasi adaptif dan progresif yang tidak hanya melindungi kesehatan masyarakat tetapi juga mendorong kemajuan ekonomi Indonesia di sektor farmasi dan bioteknologi.

“BPOM berkomitmen untuk menghadirkan regulasi yang mengutamakan keamanan, kualitas, dan aksesibilitas, dengan tujuan memperkuat ekosistem kesehatan nasional serta mendorong daya saing Indonesia di pasar global,” ujar Dr. Taruna Ikrar.

Bersama tokoh internasional lainnya, seperti mantan Perdana Menteri Korea Selatan Lee Soo-sung dan mantan Wakil Perdana Menteri Thailand Sahas Bunditkul, Dr. Ikrar membahas kolaborasi, inovasi, dan pembangunan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan global.

Dr. Taruna Ikrar menegaskan, “Sinergi antar negara sangat penting untuk mewujudkan tujuan bersama dalam mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dunia”.

Dr. Taruna Ikrar juga menekankan pencapaian BPOM dalam memperkuat regulasi di sektor obat dan makanan melalui transformasi digital dengan teknologi AI. Langkah ini mendukung target pemerintah menuju Indonesia Emas 2045 dengan fokus pada kemandirian dan inovasi kesehatan.