RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) akan digunakan untuk mengawasi pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi guna memastikan bahwa hanya warga yang memenuhi syarat yang akan menerima subsidi tersebut.

Luhut menyatakan bahwa teknologi AI akan memungkinkan pengawasan yang lebih ketat untuk menentukan siapa yang layak menerima BBM bersubsidi. Hal ini akan membatasi pembelian BBM bersubsidi.

“BBM itu sebenarnya nggak ada yang naik harganya, jangan salah. (Pembatasan) BBM itu, kita hanya yang tidak berhak mendapat subsidi, dengan teknologi AI sekarang kita bisa monitor,” kata Luhut saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Selasa (3/9) lalu mengutip CNNIndonesia.com.

Kebijakan pembatasan ini direncanakan akan diterapkan mulai tanggal 1 Oktober mendatang.

“Saya kan sebenarnya nggak berhak dapat BBM subsidi, tapi kalau seperti motor-motor Gojek itu harganya pertalite tidak ada yang naik,” ujarnya.

“Jadi, tidak ada kenaikan harga. Yang ada adalah orang yang tidak berhak mendapatkan (BBM bersubsidi) itu, iya jangan dikasih subsidi,” lanjutnya.

Menurut Luhut, kebijakan pembatasan subsidi BBM ini tidak akan berdampak negatif terhadap daya beli masyarakat.

“Tidak akan (ganggu daya beli). Yang seperti (driver) Gojek, itu tidak kena,” katanya.

Di sisi lain, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari menjelaskan bahwa pihaknya akan menggunakan teknologi AI untuk memverifikasi data pendaftar kode QR untuk pembelian BBM subsidi.

“AI kami gunakan untuk verifikasi pendaftaran QR code BBM subsidi,” ujarnya.

Dalam konteks yang berbeda, Manajer Komunikasi, Relasi, dan CSR Pertamina Patra Niaga Ahad Rahedi menyatakan bahwa untuk memperoleh QR Code dengan cepat, konsumen harus menyiapkan dokumen seperti STNK, KTP, serta foto kendaraan dari samping dan depan.