Dalam harapannya, pengetahuan yang dibagikan oleh Abu Ashar sebagai praktisi di bidang pertambangan bisa menjadi nilai tambah bagi universitas dalam mencetak lulusan yang memiliki kompetensi di industri.

Abu Ashar juga memaparkan bahwa PT Vale Indonesia memiliki tiga proyek besar yang akan membutuhkan tenaga kerja yang kompeten, yaitu Indonesia Growth Project (IGP) di Morowali, IGP Pomalaa, dan proyek Sorowako Limonite.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unhas, Prof drg Muhammad Ruslin MKes PhD SpBM(K), mengapresiasi kerjasama antara PT Vale dan Universitas Hasanuddin.

Lebih lanjut, Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Hasanuddin yang didirikan sejak 2022 bertujuan melaksanakan Perpres Nomor 68 Tahun 2022 tentang revitalisasi pendidikan vokasi.

“Lewat LSP ini, kita mendorong mahasiswa untuk tidak kuliah lama-lama. Kita mendesain program sarjana cuma 7 semester, tapi punya standar kompeten dan berhak memperoleh sertifikat kompetensi,” ungkap dia.

Lembaga tersebut akan memberikan sertifikasi kompetensi kepada mahasiswa berdasarkan uji kompetensi yang dilakukan. Sertifikat kompetensi diberikan setelah melalui mata kuliah tertentu atau pelatihan dari Unhas yang diuji oleh LSP.

Kepala Pusat Sertifikasi Profesi Universitas Hasanuddin, Ir Mukti Ali ST MT PhD IPU, menjelaskan bahwa seminar nasional ini melibatkan pimpinan lembaga, fakultas, program studi, dan assessor eksternal sebagai peserta.

“Tujuannya supaya kebutuhan tenaga kerja yang kompeten bisa tersosialisasi ke seluruh masyarakat. Sehingga, selain kemampuan umum, mahasiswa juga bisa memiliki skill yang sudah teruji oleh LSP, dan menjadi salah satu persyaratan untuk diterima di dunia kerja,” pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Hasanuddin, Prof drg Muhammad Ruslin MKes PhD SpBM(K), Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan, dan seorang praktisi DUDI sebagai pemateri.