Kedua, langkah yang dilakukan PLN adalah gencar mempromosikan promo tambah daya serta percepatan proses sambung baru dan tambah daya.

“PLN sudah menyediakan aplikasi PLN Mobile untuk mempercepat seluruh proses mulai dari pasang baru, tambah daya, bayar listrik, hingga membeli token. Dengan hadirnya PLN Mobile, layanan PLN semakin mudah dijangkau dan cepat,” ujar Andy.

Ketiga, menyasar seluruh peluang pangsa pasar, mulai dari Industri Smelter, rumah tangga, sektor pertanian, budidaya ikan, pedagang kaki lima, hingga kendaraan listrik.

Andy menjelaskan PLN berkomitmen untuk mendorong pendapatan dan produktivitas petani melalui program Electrifying Agriculture. Salah satunya dengan terus meningkatkan jumlah petani dan peternak yang merasakan manfaat program Electrifying Agriculture.

“Selain mendukung electrifying agriculture, hal ini juga merupakan langkah PLN untuk memenuhi listrik di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal). Mengingat Desa Saruran, Kabupaten Enrekang yang berada di daerah pegunungan dan jauh dari pemukiman penduduk yang saat ini sudah dapat menikmati pelayanan dari PLN,” pungkas Andy.

Adapun total daya terpasang untuk pelanggan tersebut sebesar 795 kiloVolt Ampere (kVA). Selain itu, per Maret 2023 di wilayah kerja PLN UID Sulselrabar secara total sudah ada 3.333 pelanggan Electrifying Agriculture dengan total daya 186.923 kiloVolt Ampere (kVA).

Tercatat per Maret 2023, terdapat tujuh SPKLU yang berada di wilayah kerja PLN UID Sulselrabar. Adapun  SPKLU tersebar di PLN ULP Mattoanging, PLN UP3 Makassar Selatan, Kantor Gubernur Sulawesi Selatan di Kota Makassar, PLN UP3 Parepare di Kota Parepare, PLN ULP Palopo di Kota Palopo, PLN ULP Kolaka di Kabupaten Kolaka dan PLN ULP Wuawua, di Kota Kendari

Oleh karena itu, PLN akan terus menambah fasilitas SPKLU lagi. Sebab, sampai dengan tahun 2023, akan ada penambahan 4 SPKLU lagi yakni di Makassar, Malino, Rantepao dan Malili.