Pihak ULA mengatakan tidak mengalami
kesulitan untuk mendapatkan supply dari PT Smart Tbk serta tidak ada penurunan service
level yang berarti dari PT Smart Tbk dalam hal memasok migor pada periode Oktober 2021–
Mei 2022.

Saksi kedua, PT SATP, memberikan keterangan bahwa produk migor yang didistribusikan adalah migor kemasan premium dan kemasan sederhana. PT SATP mendistribusikan migor dengan merk Sania, Fortune, Siip, Sovia, Kamil, Mahkota, Bukit Zaitun, dan Ol’Eis.

Segmentasi penjualan kemasan premium utama ada di ritel modern dan sederhana di pasar tradisional. Saksi turut menjelaskan mekanisme pemesanan dari
produsen ke PT SATP.

PT SATP menerbitkan PO kepada para produsen, kemudian produsen
membuat rencana produksi. Setelah barang diproduksi, kemudian PT SATP mengatur
pengiriman kepada Distributor Warehouse (D2).

Proses pengiriman PT SATP ke D2
membutuhkan waktu 2-3 hari, tergantung dengan tujuan D2 berada. Komposisi penjualan PT SATP adalah 60% di general trade dan 40% di modern trade.

Saksi menyampaikan situasi pada saat harga eceran tertinggi (HET) berlaku, PT SATP
menerima keluhan dari D2 bahwa produk sudah habis, sedangkan permintaan tinggi namun pabrik tidak dapat memenuhi. Pada periode Januari – Maret 2022 tidak ada penambahan D2.

Menurut Saksi, harga jual D2 adalah kebijakan sendiri, namun PT SATP memberikan
rekomendasi harga tersendiri. Saksi menambahkan ketika dimulainya HET, tidak ada penambahan D2.

Setelah HET berakhir, ada 10 (sepuluh) distributor yang mengundurkan diri.
Hal ini disebabkan oleh belum adanya penggantian atas pembayaran klaim, bahkan hingga saat ini.

Kehadiran Minyakita juga memberikan dampak secara langsung. Cashflow yang
terganggu serta bisnis yang kurang menguntungkan mengakibatkan banyak D2 yang memilih mundur.