MAKASSAR – Pembangunan pabrik minyak makan merah kini tengah dicanangkan Kementerian Koperasi dan UKM dan nantinya akan dikelola oleh koperasi petani sawit. Dan pabrik tersebut ditargetkan mulai produksi pada Januari 2023.

Baca Juga: Kemenkop-UKM Evaluasi Sanksi Pelaku Kekerasan Seksual

Disisi lain, industri minyak goreng raksasa Wilmar tidak menutup kemungkinan akan memproduksi produk serupa. Business Unit Head PT Multimas Nabati Asahan Serang, Wilmar Goup, Tenang Sembiring mengatakan hal itu memungkinkan bila ke depan permintaan untuk minyak makan merah mulai besar.

Tenang menjelaskan sebenarnya pada tahun 2000 lalu, pabrik Wilmar yang ada di Dumai sempat memproduksi minyak makan merah. Namun karena di pasar tidak laku, pihaknya menyetop produksinya.

“Kalau memang sudah mulai bergerak, demand itu ke arah sana, tentu teknologi kita beralih. Mengikuti demand,” kata Tenang dikutip dari Kumparan.com.

Tenang menjelaskan bahwa sejak dulu masyarakat Indonesia telah terbiasa dengan produk minyak goreng yang jernih, bukan minyak makan merah. Sehingga pasar yang terbentuk menyingkirkan persaingan minyak makan merah.

Sementara wacana yang digulirkan pemerintah saat ini adalah minyak makan merah lebih sehat, dan lebih murah karena teknologi produksinya juga jauh lebih murah.

“Saya belum pernah temukan minyak (makan merah) itu. Kita bisa buat merah tapi FFA (Free Fatty Acid/asam lemak bebas) tinggi, itu enggak boleh. Jadi teknologi (minyak makan merah) saya belum tahu bagaimana mereka buat, saya enggak tahu apakah BPOM sudah ada itu, saya belum tahu,” pungkas Tenang.