Baca Juga : Koalisi Anti Kekerasan Terhadap Perempuan Layangkan Surat ke Komjak RI

CEO PT Vale, Febriany Eddy menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan dari pemerintah. 

“Terima kasih atas penghargaan ini, tentunya semua ini terwujud atas dukungan dari karyawan, rekan usaha PT Vale, serta tentunya dukungan dari pemerintah, baik pusat maupun daerah,” ujarnya.

Dia menuturkan, jika penghargaan yang diraih semakin memacu perseroan dalam untuk terus teguh dalam menerapkan kaidah pertambangan yang baik, hal ini juga sejalan dengan nilai-nilai perseroan menghargai bumi dan masyarakat.

“Kesadaran untuk menjaga bumi adalah tanggung jawab kita semua. Bagi kami pengelolaan lingkungan yang baik bukan merupakan opsi melainkan suatu keharusan dan wujud tanggung jawab perusahaan terhadap para pemangku kepentingan serta lingkungan. Kami ada untuk meningkatkan kehidupan dan mengubah masa depan. Bersama,” tuturnya.

Bagi PT Vale upaya untuk menerapkan Good Mining Practices sudah menjadi bagian jati diri perseroan.  

“Environment, social, governance (ESG) bukan mencerminkan sebuah inisiatif, tapi jati diri dan perusahaan ingin membawa kemakmuran bagi semua orang dengan tetap menerapkan Good Mining Practices sebagai hal utama,” jelasnya.

Dalam mewujudkan Good Mining Practices tersebut, perseroan telah membuat peta jalan yang sudah dilakukan sejak lama.  Seperti, pada sektor lingkungan perseroan telah melakukan mengurangi beban air limpasan tambang dengan Lamella Gravity Settler (LGS), dimana teknologi ini pertama di Indonesia. Kemudian,  PT Vale secara aktif menjaga kualitas air danau yang berdekatan dengan areal tambang, serta  melakukan reklamasi lahan bekas tambang secara progresif  dengan target 70% lahan akan direklamasi di tahun 2025.

“Lebih dari  3.7 juta pohon  telah ditanam diantaranya  pohon endemik, dan  kami juga memiliki program rehabilitasi diatas lahan seluas 2,5 hektar dalam bentuk fasilitas pembibitan dengan kapasitas produksi sampai 700,000 benih per tahun,” sebutnya.

Tidak sampai disitu saja, perseroan dalam membangun pabrik juga senantiasa mengedepankan hal tersebut, yakni keberadaan Pabrik Sorowako sebagai pabrik nikel RKEF dengan karbon intensitas terendah di Indonesia. 

Lalu, PT Vale membangun dan mengoperasikan 3 PLTA dengan kapasitas 365 MW dan berkontribusi terhadap 36% total energi yang dibutuhkan perusahaan untuk beroperasi. Operasi 3 PLTA ini mengurangi emisi CO2 lebih dari 1 juta ton CO2eq setiap tahun.

“Kami juga membatalkan proyek konversi batubara meskipun menjanjikan pemotongan biaya sebesar USD40 juta/tahun demi menghindari peningkatan emisi sebesar 200 ribu ton CO2eq per tahun.  Kami juga telah berkomitmen mengurangi emisi karbon sebesar 33% untuk scope 1 dan 2 pada 2030 dan net zero di 2050,” terangnya.

Berikut Data Penghargaan diraih PT Vale 2012-2021 atas komitmen terhadap Good Mining Practice