RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani merasa heran tentang utang Indonesia dengan Dana Moneter Internasional (IMF) yang kembali muncul. Menurutnya, hal tersebut sudah lama lunas.

“Lama banget itu (utang Indonesia ke IMF), sudah kan. Kan IMF program tahun berapa itu, 1997-1998 atau 2000 awal? Dan waktu itu sudah dilunasi semua. Jadi tidak ada (utang). Memang sudah lama sekali, kok kenapa sekarang tiba-tiba muncul?,” tegasnya dilansir dari CNNIndonesia.com.

Terkait percobaan intervensi IMF terhadap larangan ekspor nikel Cs, Sri Mulyani berpendapat lembaga keuangan internasional itu boleh saja punya pandangan tersendiri. Namun, ia menegaskan Indonesia punya kebijakan tegas soal hilirisasi.

Ia menekankan program kuncian Presiden Joko Widodo (Jokowi) berupa hilirisasi tambang itu membuat neraca pembayaran Indonesia semakin kuat. Ani menegaskan hilirisasi adalah program bagus dan tidak ada masalah.

“IMF boleh punya pandangan, itu artikel IV mereka. Indonesia punya kebijakan yang tujuannya adalah memperkuat struktur industri kita dan meningkatkan nilai tambah,” tuturnya.

Sebelumnya, lembaga keuangan internasional itu memberi rekomendasi kepada Indonesia melalui IMF Executive Board Concludes 2023 Article IV Consultation with Indonesia. Rekomendasi IMF pada Minggu, 25 Juni lalu itu sebenarnya menyambut baik ambisi Indonesia meningkatkan nilai tambah.

Akan tetapi, IMF berpendapat program kuncian Jokowi tersebut harus didasarkan pada analisis biaya-manfaat yang lebih lanjut dan dirancang untuk meminimalkan dampak lintas batas.

“Dalam konteks itu, para direktur mengimbau untuk mempertimbangkan penghapusan bertahap pembatasan ekspor dan tidak memperluas pembatasan tersebut ke komoditas lain,” tulis saran IMF kepada Jokowi.

Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengucapkan terima kasih kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena di masa kepemimpinannya sudah sukses membebaskan Indonesia dari jerat utang IMF.