Emas Antam Tembus Rp1,886 Juta per Gram, Harga Dunia Justru Turun

RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali mengalami kenaikan dalam perdagangan hari ini, Rabu (14/5/2025). Berdasarkan informasi resmi dari laman logammulia.com, harga emas Antam naik Rp2.000 per gram dari posisi sebelumnya Rp1.884.000 menjadi Rp1.886.000 per gram.

Kenaikan harga jual emas ini juga diikuti oleh kenaikan pada harga buyback atau harga jual kembali emas oleh Antam, yang naik Rp2.000 per gram, dari Rp1.732.000 menjadi Rp1.734.000 per gram.

Berikut adalah rincian harga emas Antam berdasarkan ukuran yang tersedia:

0,5 gram: Rp993.000
1 gram: Rp1.886.000
2 gram: Rp3.712.000
3 gram: Rp5.543.000
5 gram: Rp9.205.000
10 gram: Rp18.355.000
25 gram: Rp45.762.000
50 gram: Rp91.445.000

Harga jual emas tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Adapun bagi pembeli yang tidak memiliki NPWP, tarif PPh 22 yang dikenakan bisa lebih tinggi.

Harga Emas Antam Anjlok Rp 23.000, Pegadaian dan Galeri24 Stabil

Harga Emas Antam Naik Rp 25.000, Tembus Rp 1.956.000 per Gram Hari Ini

Sementara itu, harga emas dunia justru mengalami penurunan pada perdagangan internasional. Mengacu pada Commodity Exchange (Comex), harga emas tercatat berada di level US$3.235 per troy ons, turun 0,37 persen dibandingkan posisi sebelumnya.

Penurunan juga terjadi di pasar spot, di mana harga emas tercatat sebesar US$3.325 per troy ons, atau melemah 0,47 persen dari perdagangan sebelumnya.

Kondisi ini menunjukkan adanya perbedaan arah antara harga emas domestik dan global. Kenaikan harga emas Antam lebih banyak dipengaruhi oleh faktor permintaan lokal dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, sementara harga emas dunia cenderung dipengaruhi oleh sentimen pasar internasional, data ekonomi global, dan pergerakan suku bunga AS.

Para analis pasar memprediksi bahwa volatilitas harga emas, baik lokal maupun global, masih akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan, terutama menjelang rilis data ekonomi utama dari Amerika Serikat serta arah kebijakan moneter dari bank sentral global.