RAKYAT.NEWS, JAKARTA Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali mengalami kenaikan signifikan pada perdagangan hari ini, Senin (19/5/2025).

Kenaikan ini menunjukkan bahwa tren pasar logam mulia sedang bergerak positif, seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap investasi berbasis emas di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global.

Harga jual emas Antam hari ini naik sebesar Rp23.000 per gram, menjadikan harga jual untuk emas batangan ukuran 1 gram mencapai Rp1.894.000. Sementara itu, harga buyback atau pembelian kembali oleh Antam juga mengalami kenaikan yang sama, yakni Rp23.000 per gram, sehingga kini berada di angka Rp1.738.000 per gram.

Kenaikan ini menjadi sinyal positif bagi investor, terutama mereka yang mencari instrumen investasi yang cenderung stabil dan aman. Dalam satu tahun terakhir, harga emas Antam tercatat mengalami lonjakan hingga 28,74%, menandakan daya tarik yang kuat dari emas sebagai pelindung nilai terhadap inflasi maupun gejolak pasar.

Rincian Harga Emas Antam per 19 Mei 2025

Berikut adalah daftar harga emas batangan Antam berdasarkan beratnya, termasuk harga dasar dan harga setelah dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) 22 sebesar 0,25%, dengan catatan bahwa tarif ini berlaku bagi pembeli yang menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Berat (gram)Harga Dasar (Rp)Harga + PPh 0,25% (Rp)
0,5997.000999.493
11.894.0001.898.735
23.728.0003.737.320
35.567.0005.580.918
59.245.0009.268.113
1018.435.00018.481.088
2545.962.00046.076.905
5091.845.00092.074.613
100183.612.000184.071.030
250458.765.000459.911.913
500917.320.000919.613.300
1.0001.834.600.0001.839.186.500

Data tersebut dikeluarkan secara resmi oleh Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam dan diperbarui setiap hari kerja. Harga dapat bervariasi tergantung lokasi penjualan dan ketersediaan produk di outlet resmi Antam.

Emas Tetap Dilirik Sebagai Investasi Aman

Analis pasar memproyeksikan bahwa tren kenaikan harga emas akan tetap berlanjut dalam beberapa waktu ke depan, terutama jika ketegangan geopolitik, inflasi, dan kebijakan suku bunga global masih menimbulkan ketidakpastian di pasar keuangan.

YouTube player