Erick menyampaikan bahwa dengan adanya digitalisasi di PaDi UMKM dan PNM Mekaar, pengembangan UMKM akan menjadi lebih mudah. Ini sangat penting mengingat ada 61 juta UMKM yang 92% di antaranya mendapatkan pinjaman dari Bank BUMN.

“Dan nanti mimpi yang lebih besar tentu bagaimana mengkonsolidasi yang 61 juta, kita punya 92 persennya. Jadi untuk 5 tahun ke depan mestinya ngos-ngosan sih kerjanya,” tegas Erick.

Sementara itu, Taruna mengungkapkan bahwa jumlah UMKM yang telah mendaftar produknya di Indonesia mencapai 9.088 dari total 10.080 industri. Ia menilai bahwa angka tersebut masih terbilang kecil. Untuk segmen obat, jumlahnya baru mencakup 1.100.

“Nah, berdasarkan laporan yang kami dapatkan dari staf kami dari seluruh lokasi Indonesia, jumlah untuk UMKM yang berasal dari makanan olahan itu dari total industri yang terdaftar di tempat kami yang jumlahnya 10.080, itu baru yang terdaftar UMKM-nya baru sekitar 9.088. Sedikit sekali,” jelas Taruna.

Ia menambahkan bahwa BPOM memegang peran penting untuk kepentingan banyak pihak, termasuk perhatian terhadap UMKM. Hal ini sejalan dengan instruksi dari Presiden Prabowo Subianto.

YouTube player