RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Apakah Anda yakin lembaga pelatihan kerja yang Anda pilih bisa dipercaya? Di balik banyaknya janji manis pelatihan dan karier cerah, ada ancaman yang tersembunyi: lembaga pelatihan kerja nakal yang memanfaatkan kepercayaan para siswa. Dengan trik yang semakin canggih, mereka beroperasi dengan cara-cara yang menipu, merugikan banyak calon tenaga kerja yang berharap mendapatkan keterampilan baru untuk masa depan yang lebih baik.

Kasus penipuan oleh lembaga pelatihan kerja tidak hanya mencoreng nama baik industri pelatihan, tapi juga meninggalkan trauma finansial dan psikologis pada para korban. Bagaimana lembaga-lembaga ini beroperasi? Apa modus yang mereka gunakan?

Modus Penipuan yang Sering Digunakan Lembaga Pelatihan Kerja Nakal

Janji Pekerjaan Instan yang Tidak Realistis

Banyak lembaga pelatihan kerja nakal menawarkan janji-janji pekerjaan langsung setelah pelatihan, tanpa proses seleksi yang jelas. Mereka memanfaatkan keinginan para siswa untuk mendapatkan pekerjaan cepat, terutama bagi mereka yang sangat membutuhkan penghasilan. Namun, janji ini sering kali hanya ilusi. Setelah pelatihan selesai, para peserta tidak mendapatkan apa yang dijanjikan.

Fakta menunjukkan bahwa hanya agen penyalur tenaga kerja resmi yang memiliki wewenang menempatkan seseorang dalam suatu pekerjaan, dan prosesnya melibatkan seleksi ketat oleh perusahaan. Lembaga pelatihan kerja yang menawarkan janji instan tanpa tahapan rekrutmen biasanya beroperasi di luar batas hukum.

Biaya Pelatihan yang Tidak Masuk Akal

Salah satu taktik utama lembaga nakal adalah memasang biaya pelatihan yang sangat tinggi dengan iming-iming program eksklusif atau pelatihan luar negeri. Mereka menyebutkan bahwa biaya yang tinggi adalah investasi besar untuk masa depan. Namun, kenyataannya, biaya tersebut tidak sesuai dengan hasil yang diberikan.

Beberapa lembaga bahkan meminta pembayaran di muka dalam jumlah besar, lalu tidak memberikan pelatihan atau sertifikasi yang dijanjikan. Ketika korban mencoba meminta kembali uang mereka, lembaga tersebut hilang begitu saja.

YouTube player