RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa 54 persen warga Sulawesi mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sebagai dampak dari kebijakan hilirisasi.

Informasi ini didasarkan pada studi yang Bahlil lakukan dalam disertasinya di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP).

“Kegiatan ekonomi luar biasa, yang terjadi kesehatan buruk. Saya harus menyampaikan ini, kesehatan, ISPA di Sulawesi Tengah khususnya di Morowali 54 persen kena asma semua,” kata Bahlil dalam Sidang Doktor di Gedung Makara Art UI, Rabu (16/10/2024).

Bahlil menyatakan bahwa secara keseluruhan, kebijakan hilirisasi memberikan dampak positif terhadap perekonomian, namun berdampak buruk pada kesehatan.

Menurutnya, masalah kesehatan ini disebabkan oleh kondisi air dan udara yang buruk. Hal tersebut terjadi karena proses hilirisasi pertama kali dilakukan di Morowali tanpa konsep yang baik.

Ketua Umum Partai Golkar tersebut juga menambahkan, bahwa situasinya berbeda di Weda Bay yang memiliki lingkungan yang sangat hijau. Proses hilirisasi di sana dilakukan dengan melihat Morowali sebagai contoh dan melakukan perbaikan.

“Kemudian di Halmahera Tengah jauh lebih baik dan air di sana, untuk di Morowali waduh itu minta ampun. Kenapa di Morowali seperti ini karena ini adalah barang baru,” tegasnya.

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan, dampak ekonomi dari kebijakan hilirisasi sangat signifikan, terutama bagi penduduk di sekitar wilayah pertambangan. Mereka dapat menghasilkan antara Rp30 juta hingga Rp150 juta per bulan.

“Mereka bukan karyawan smelter, tapi mampu memaksimalkan ruang ekonomi dengan membangun bisnis kos-kosan makanan dan lain-lain,” jelasnya .