RAKYAT.NEWS, DONGGALA LAZ Hadji Kalla terus memperluas cakupan manfaatnya di Kabupaten Donggala, dengan menambah dua desa baru sebagai wilayah program pada tahun 2024.

Desa Rano dan Desa Manimbaya di Kecamatan Balaesang Tanjung menjadi penerima manfaat program pemberdayaan desa terbaru.

Sejak tahun 2023, LAZ Hadji Kalla melalui Bidang Ekonomi & Sosial, telah menjalankan program pemberdayaan & pendampingan desa yang dikenal dengan nama Desa Bangkit Sejahtera (DBS) di dua desa terpencil di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Yaitu Desa Powelua di Kecamatan Banawa Tengah dan Desa Tosale di Kecamatan Banawa Selatan.

Program Manager Bidang Community Development LAZ Hadji Kalla, Erny Rachmi Nurdin, menyatakan bahwa keempat desa dipilih karena kondisi ekonomi, sosial, dan lingkungan masyarakat yang masih minim, meskipun memiliki sumber daya alam dan potensi sumber daya manusia yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

“Di Desa Rano dan Manimbaya, kita membantu pengembangan komoditi nilam, sebagai salah satu komoditi yang potensial di dua desa tersebut dan memiliki nilai ekonomi relatif tinggi, fasilitator LAZ Hadji Kalla dari dua desa tersebut telah membagikan total 18.000 benih nilam varietas unggul kepada sejumlah petani binaan serta pelatihan teknis budidaya nilam yang disampaikan oleh tenaga ahli yang kompeten  dari instansi terkait untuk membantu meningkatkan kapabilitas petani penerima manfaat,” kata Erny.

Sebelumnya, warga desa tersebut lebih fokus pada budidaya cengkeh sebagai mata pencaharian utama. Melalui pengembangan komoditi nilam oleh LAZ Hadji Kalla, warga dapat memperluas pengetahuan tentang potensi komoditi lain sebagai sumber mata pencaharian.

Kepala Desa Rano, Alimuddin, merasa bersyukur atas bantuan benih nilam serta inovasi Keramba Jaring Apung (KJA) yang membantu petani dan nelayan danau untuk meningkatkan potensi komoditi unggulan di masa mendatang.

“Kami sangat terbantu dengan benih nilam yang telah diberikan, terlebih lagi dari inovasi KJA ini,  sehingga warga yang selama ini mengandalkan metode tradisional dalam menangkap ikan, sekarang memiliki cara baru yang lebih produktif dan ramah lingkungan,” ujar Alimuddin.

Selain pengembangan komoditi nilam di Desa Manimbaya, LAZ Hadji Kalla juga mendorong pengembangan produk olahan minyak kelapa dengan memberikan pelatihan agar warga dapat menghasilkan minyak kelapa berkualitas tinggi.

Desa Powelua yang terletak di daerah berkontur curam dengan tingkat air rendah juga mendapat perhatian khusus. Salah satu program andalannya adalah pengembangan padi ladang, di mana padi ditanam di lahan kering dengan pengairan terbatas.

Asmin, Kepala Desa Powelua, pada awalnya ragu dengan kemungkinan menanam padi di lahan tersebut, tetapi dengan bantuan dari LAZ Hadji Kalla, warga mulai menyadari potensi yang dapat dikembangkan untuk kebaikan desa.

“Kami sangat terbantu dengan benih nilam yang telah diberikan, terlebih lagi dari inovasi KJA ini,  sehingga warga yang selama ini mengandalkan metode tradisional dalam menangkap ikan, sekarang memiliki cara baru yang lebih produktif dan ramah lingkungan,” ungkapnya.

Fasilitator LAZ Hadji Kalla di Desa Tosale juga aktif dalam program pemberdayaan dan pendampingan desa, seperti pelatihan pembuatan keripik kelapa yang menjadi produk andalan desa serta pemberdayaan peternakan melalui bantuan 300 bibit ayam kampung super kepada warga untuk dibudidayakan.

Untuk mendukung ketahanan pangan, dilakukan pendampingan komoditi 4.000 cabai dalam demplot seluas 1 Ha yang telah ditanam dan dibudidayakan dengan perkiraan panen perdana pada pertengahan bulan Oktober.

Keempat desa yang menjadi fokus program DBS LAZ Hadji Kalla mulai merasakan manfaat positif dari program ini, baik dalam peningkatan pengetahuan maupun ekonomi.

LAZ Hadji Kalla berharap program ini akan membantu masyarakat desa untuk mandiri secara ekonomi dan mengembangkan potensi lokal mereka.