Bhima menyatakan bahwa cadangan devisa Indonesia cukup besar, mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 150,2 miliar pada akhir Agustus 2024. Alasan lain adalah pemangkasan suku bunga acuan diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit, karena diharapkan perbankan akan menurunkan suku bunga pinjaman sebagai respons terhadap penurunan BI-Rate.

Sementara itu, nilai tukar rupiah saat ini stabil, sehingga menurut Bhima, tidak ada alasan bagi BI untuk menunda pemangkasan suku bunga acuannya lebih lama. Dengan suku bunga acuan yang rendah, BI dapat membantu meringankan beban cicilan dan biaya modal usaha yang diperoleh melalui pinjaman.

“Sekarang, bola memang ada di BI untuk lebih berani dan lebih agresif dalam menurunkan suku bunga acuan. Momentumnya sekarang. Jadi, jangan sampai momentumnya lewat,” tutur Bhima, Senin (16/8/2024).