Pada kesempatan yang sama, General Manager PLN UID Sulselrabar, Budiono, mengungkapkan bahwa perseroan terus mendorong pemerataan akses listrik sebagai salah satu kebutuhan dasar masyarakat.

“Listrik saat ini merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat. Walaupun dihadapkan berbagai tantangan dan medan sulit saat memobilisasi material untuk melistriki 34 dusun di Sulawesi Barat, kami berkomitmen akan terus mengakselerasi pemerataan listrik sampai wilayah 3T sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat,” ujar Budiono.

Budiono menuturkan, guna menuntaskan pembangunan infrastruktur kelistrikan untuk kawasan 3T di Sulawesi Barat, petugas PLN menghadapi kondisi akses yang sangat sulit. Beberapa desa terletak di lokasi yang harus dilalui dengan menyeberangi sungai tanpa jembatan. “Berbagai tantangan tidak menyurutkan semangat kami untuk menghadirkan listrik di Hari Kemerdekaan. Cuaca ekstrem pun kami lalui, dan semua itu dilakukan untuk melistriki saudara-saudara kita yang berada di dusun terpencil Sulawesi Barat,” jelas Budiono.

Budiono merinci pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan, antara lain Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 45,392 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 33,730 kms, dan 21 unit gardu distribusi dengan total kapasitas 1.700 kilo Volt Ampere (KVA).

Lebih lanjut, Budiono mengapresiasi pemerintah setempat dan masyarakat yang turut membantu petugas PLN dalam proses mobilisasi material. Ia optimistis hadirnya listrik 24 jam dari PLN dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Selain penyalaan listrik, PLN melalui Yayasan Baitul Maal juga menghadirkan sumur bor air bersih dan sambungan listrik gratis kepada pelanggan.

“Hingga Juni 2024, Rasio Elektrifikasi telah mencapai 99,95% di Sulawesi Barat. Dengan ini kami berharap listrik ini akan membawa perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat membuka peluang baru untuk mengembangkan ekonomi lokal,” pungkasnya.