JAKARTA – Relokasi pabrik memungkinkan menjadi penyebab terjadinya PHK pada Industri Padat Karya.

Baca Juga:  Ina Kartika dan Dua Pimpinan DPRD Sulsel Diperiksa KPK

Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani, relokasi pabrik dapat menjadi alasan sebab perusahaan berupaya pindah ke wilayah yang upah minimum provinsi/kota (UMP/UMK) nya lebih kecil.

“Akan kita perhatikan lebih detail fenomena relokasi dari posisi manufaktur di Indonesia, terutama dari daerah yang relatif upahnya tinggi ke daerah yang relatif upahnya rendah,” ujarnya dilansir dari CNNIndonesia.com.

Lanjut Sri, peluang kerja di daerah lain kemungkinan hadir.

“Ini mungkin terlihat PHK di satu daerah tetapi muncul kesempatan (kerja) di daerah lain,” imbuhnya.

Bendahara negara ini menuturkan akan melakukan monitor meningkatnya tren PHK di industri dalam negeri bersama dengan kementerian/lembaga (K/L) lainnya, terutama di tekstil. Diharapkan, koordinasi yang dilakukan bisa mencegah terjadinya PHK besar-besaran.

“Fenomenal (PHK) ini kita akan monitor secara spesifik dengan kementerian/lembaga (K/L) lain, karena kalau kita lihat produk tekstil ini, data ekspor ini menunjukkan pertumbuhan yang tinggi,” imbuhnya.

Di sisi lain, Ia menuturkan siap memberikan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat untuk PHK di berbagai sektor. Bansos yang disiapkan akan menyesuaikan kondisi yang tengah dihadapi.

Seperti pada saat kenaikan harga minyak goreng dulu, diberikan BLT minyak goreng. Lalu pada saat ada covid-19 dan banyak pekerja yang dirumahkan, pemerintah memberikan bantuan subsidi upah (BSU) kepada buruh yang bergaji di bawah Rp5 juta per bulan.

“Jadi kita akan lihat berapa banyak space yang bisa diakselerasi dalam pemberian bansos (dari APBN),” pungkasnya.