JAKARTA – Pasokan beras diklaim cukup hingga akhir 2022 berdasarkan produksi padi saat puncak panen raya Januari hingga April dan Agustus kemarin.

Baca Juga: Tanggapan PT Yarindo Farmatama atas Tuduhan Terkait Kasus Gagal Ginjal Akut

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan saat puncak panen kemarin, produksi padi tembus 32 juta ton. Tapi yang dikonsumsi hanya 30 juta ton.

“Puncak panen pertama kita itu Januari-April sebanyak 18 juta lebih dan panen kedua sekitar Agustus 13 juta lebih. Nah oleh karena itu setara berasnya 32 juta sekian, dan yang kita makan kurang lebih 30 juta sekian. Artinya apa? Overstok, kita cukup,” kata Syahrul melansir dari CNNIndonesia.com.

Ia memaparkan, menurut data, hasil panen raya Jawa Timur pada September-Desember 2022 diperkirakan mencapai 1,15 juta ton, kemudian Jawa Tengah mencapai 1,01 juta ton, Jawa Barat 1,5 juta ton, dan Sulawesi Selatan 1,6 juta ton.

Dengan catatan, Perum Bulog melakukan penyerapan hingga 1,5 juta ton dan pembelian di atas harga pembelian pemerintah (HPP).

Mentan Syahrul menyatakan penipisan stok beras tersebut tidak benar.

“Jadi kalau ada yang bilang terjadi penipisan beras, suruh datang ke Kementan dan akan saya tunjukkan di mana tempatnya. Kan Bapak Presiden juga melakukan cek setiap minggu,” jelasnya.

Terbaru, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) saat ini mencapai 43 ribu ton atau meningkat dari stok beras rata-rata yang hanya 30 ribu ton.

Dia pun berharap semua pihak membeli beras petani sebagai ungkapan terima kasih atas produksi yang dilakukan selama ini.

“Saya punya harapan para gubernur dan para bupati tidak hanya menunggu Bulog, tetapi juga masing-masing harus punya buffer stok. Mari kita segera beli beras rakyat, beras para petani sebagai rasa terima kasih kita yang mendorong mereka terus berproduksi,” kata Syahrul.