RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Kenaikan harga Gabah Kering Panen (GKP) menjadi penyebab kenaikan harga beras yang bisa mencapai dua kali lipat harga gabah tersebut.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, harga GKP kini mencapai Rp8.000 per kilogram.

Harga GKP yang meroket, kata Arief, diakibatkan oleh kurangnya produksi. Saat produksi di bawah 2,5 juta ton setara beras dalam sebulan, maka akan menimbulkan rebutan gabah di tingkat petani.

Penyebab lainnya, lanjut Arief, adalah kenaikan sewa lahan dan kenaikan harga pupuk.

“Kalau harga gabahnya Rp8.000 maka jangan heran harga berasnya Rp16 ribu. Kalau mau harga berasnya Rp14 ribu maka harga gabahnya kurang lebih Rp7.000,” kata Arief di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (27/2/2024), mengutip CNNIndonesia.com.

“Kalau teman-teman melihat harga beras Rp11 ribu atau Rp10 ribu, ya harga gabahnya Rp4.000 sampai Rp5.000,” imbuhnya.

Ia menargetkan harga beras akan turun seiring dengan menurunnya harga gabah di sekitar Rp6.500 – Rp7.00 per kg saat panen raya mulai di Maret.

“Maret ini panennya akan 3,5 juta ton. Itu prediksi dari teman-teman BPS. Kemudian, minggu-minggu ini panen lokal sudah dimulai sehingga harga gabah ini akan berangsur turun dari sebelumnya di angka Rp8.600-Rp8.7000, akan turun jadi Rp8.000, dan akan turun lagi menjadi sekitar Rp6.500,” katanya.