RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Perum Bulog diminta untuk mempercepat impor serta penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk mengatasi lonjakan harga hingga kelangkaan di toko ritel modern.

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Juru Bicara Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto mengatakan akan terus melakukan monitor terkait perkembangan harga beras di pasar dan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga (K/L) terkait.

“Untuk mengatasi kenaikan harga beras ini diperintahkan kepada Bulog, yang diperintahkan untuk mempercepat penyaluran beras SPHP. Untuk mengoptimalkan itu, mempercepat distribusinya ke pasar,” ucap Haryo, Selasa (13/2/2024), dikutip CNNIndonesia.com.

“Terus juga mempercepat impornya. Jadi, yang mendapatkan penugasan Bulog, diperintahkan kepada Bulog mempercepat proses impor dan penyaluran,” lanjutnya.

Haryo mengatakan, kenaikan harga beras hingga kelangkaan di pasar disebabkan karena mundurnya musim tanam. Di lain sisi, pengadaan beras impor juga masih berproses.

Ada juga tingginya harga pupuk dunia imbas pasokan bahan baku yang terdampak perang Rusia-Ukraina. Selain itu, Haryo menyinggung soal rantai pasok global akibat konflik di Terusan Suez yang mengganggu pasokan pangan dunia dan Asia.

Sementara itu, Bos Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi menegaskan pihaknya akan terus mengelola importasi beras dengan baik. Terlebih, Presiden Jokowi sudah memberi lampu hijau soal izin impor 2 juta ton beras sepanjang 2024.

“Kami akan kelola sedemikian sehingga pasokan stok tersedia, terutama hadapi Ramadan dan lebaran. Juga musim belum panen, sekaligus paceklik Juni, Juli, dan Oktober (2024),” katanya saat mengecek stok beras SPHP di Ramayana Klender, Jakarta Timur, Senin (12/2/2024).

“Insyaallah stok Bulog tersebut terjaga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Izin (impor) 2 juta ton sepanjang tahun, kita kelola. Karena sekarang juga cukup, untuk apa tambahkan (impor) sekarang, toh masih cukup untuk sampai Ramadan dan lebaran, cukup,” tegas Bayu.