RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Pemerintah sebut mimpi anak muda untuk mendapat ketenaran dan uang dengan menjadi YouTuber atau konten kreator tidak akan berkelanjutan (sustainable).

Menteri Keuangan, Sri Mulyani saat berpidato dalam acara Indonesia-Europe Investment Summit 2023, mengungkap bahwa demografi Indonesia relatif muda yang mayoritas berpendidikan di tingkat SD-SMP dan sudah mulai memasuki angkatan kerja.

“Jadi angkatan kerja masih muda, yang seharusnya positif, tetapi mereka tidak berpendidikan dan kurang terampil. Hal ini menjadi masalah,” kata Sri dikutip dari CNNIndonesia.com.

Hal tersebut, menurut dia, membuat upaya dan perhatian untuk mengisi kesenjangan pengetahuan dan keterampilan menjadi salah satu hal yang terpenting.

Sri mengatakan kendati telah menghabiskan 20 persen anggaran untuk pendidikan, Indonesia belum mencapai target yang diinginkan.

Ia pun kemudian menyoroti fenomena anak muda Indonesia yang berangan-angan menjadi YouTuber atau konten kreator demi memberikan ketenaran instan. Sri menilai fenomena ini sebagai situasi yang mengejutkan dan mengkhawatirkan.

“Tapi hari ini jika Anda bertanya kepada mereka, mereka ingin menjadi seorang YouTuber, pembuat konten, mungkin sesuai yang mereka lihat bahwa ini cukup memberikan ketenaran instan dan mungkin juga uang. Ini benar-benar situasi yang mengkhawatirkan dan mengejutkan,” kata Sri.

“Dan saya tahu bahwa mimpi, tujuan, seperti itu tidak akan bisa bertahan lama,” lanjutnya.

Dia pun mengatakan tak semua orang bisa dengan mudah menjadi YouTuber dan menggapai mimpinya dengan instan.

“Maksud saya, itu adalah sesuatu yang benar-benar mengguncang seluruh masyarakat di dunia. Belum lagi teknologi digital ini memecah belah masyarakat berdasarkan preferensi mereka,” terangnya.

Untuk itu, pihaknya akan berupaya menggunakan alat fiskal agar bisa memperkecil kesenjangan pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Selain itu, pemerintah juga ingin memastikan perekonomian akan didasarkan pada produktivitas dan inovasi.