RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai shock absorber atau peredam guncangan di tengah gejolak harga energi dan inflasi pangan menyedot anggaran yang besar untuk bantuan sosial (bansos) dan subsidi energi.

“APBN sebagai shock absorber harus membelanjakan cukup besar untuk subsidi kompensasi (energi) juga bantuan sosial,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Hajatan Politik & Arah Ekonomi Bisnis 2024 di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/11), dikutip dari CNNIndonesia.com.

Wanita yang akrab disapa Ani itu menyebut APBN hadir untuk terus merespons prioritas-prioritas pembangunan nasional, baik di tingkat pusat maupun daerah.

“Sampai saat ini untuk 2023 pelaksanaan APBN Kita yang akan berakhir pada Desember, pendapatan negara masih tumbuh 3,1 persen,” tuturnya.

“Mungkin kalau dilihat sepertinya growth-nya rendah, tapi sebetulnya kalau dibandingkan 2021 dan 2022, di mana pertumbuhan pendapatan negara, baik pajak, bea cukai, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang tumbuh sangat tinggi, pada 2023 masih tumbuh positif itu berarti kita tumbuh di atas 2 baseline yang sangat tinggi,” kata Ani.

Ke depan, Ani berjanji APBN 2024 yang sudah diketok di DPR RI tetap merespons berbagai gejolak dunia.

Jelang 2024, Presiden Joko Widodo memang gencar memberikan bansos, termasuk beras gratis 10 kg hingga akhir tahun ini. Program ini sejatinya sudah berlangsung sejak Maret 2023.

Ada juga bantuan langsung tunai (BLT) teranyar sebesar Rp400 ribu untuk 18,8 juta keluarga penerima manfaat (KPM). BLT ini khusus dibagikan dalam rangka mendorong daya beli masyarakat di tengah El Nino.

Pada rencana awal, BLT El Nino dibagi dua termin pada November 2023 dan Desember 2023 dengan besaran Rp200 ribu per bulan untuk setiap KPM. Kemenkeu bakal menambahkan anggaran Rp7,52 triliun kepada Kementerian Sosial sebagai eksekutor program ini.