RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tetap sehat, tercermin dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun dari 29,2 persen menjadi 29,1 persen dan ULN jangka panjang yang presentasenya mencapai 87,4 persen dari total utang.

Bank Indonesia (BI) mencatat ULN Indonesia berada pada nilai US$395,1 miliar atau Rp6.206 triliun (Kurs Rp15.708 per dolar AS) per Agustus 2023 kemarin, menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$387,1 miliar.

Tingginya votalitas di pasar keuangan mengakibatkan perpindahan penempatan dana investor nonresiden pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik sehingga ULN mengalami penurunan.

Penurunan menjadi komitmen pemerintah dalam menjaga kredibilitas utang dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, juga mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel.

BI menyatakan nilai ULN swasta pada akhir Agustus 2023 tercatat US$194,3 miliar, turun dibandingkan dengan nilai pada bulan sebelumnya sebesar US$194,5 miliar, Hal itu juga menjadi sumber penurunan ULN Negara.

“Secara tahunan, ULN swasta kembali mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 5,2 persen, melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 5,5 persen,” kata BI yang dikutip dari CNNIndonesia.com.

Penurunan ULN swasta utamanya disebabkan oleh kontraksi pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang makin mendalam menjadi 5,1 persen dibandingkan dengan kontraksi 4,3 persen pada periode sebelumnya.