RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) mendukung langkah Indonesia dalam mengembangkan kendaraan listrik dalam negeri. Apalagi, Indonesia punya pasokan nikel yang melimpah.

Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva menyebut keputusan Indonesia untuk berambisi tidak hanya memproduksi nikel melainkan kendaraan listrik cukup tepat.

“Dan adalah tepat bagi Indonesia untuk berambisi untuk tidak hanya memproduksi nikel, tetapi juga naik dalam rantai nilai dan berperan dalam produksi kendaraan listrik dan pasar kendaraan listrik yang berkembang pesat,” katanya dilansir dari CNNIndonesia.com.

Kristalina mengatakan melalui keragaman dan kekayaan mineral yang luar biasa di Indonesia, negara ini akan menjadi negara berpenghasilan besar pada 2045.

“Jadi saya berharap kita akan melihat Indonesia mengejar jalur diversifikasi ini, ini adalah apa yang kami rekomendasikan kepada negara ini. Dan naik dalam rantai nilai,” katanya.

Pada kesempatan itu, Kristalina juga blak-blakan soal perubahan sikap lembaganya terhadap larangan ekspor nikel dan komoditas tambang di Indonesia.

Ia mengatakan perubahan sikap itu salah satunya terjadi setelah Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan berkunjung ke kantornya pada Agustus kemarin. Ia mengatakan saat bertemu itu, Luhut mengklarifikasi pandangan IMF terkait larangan ekspor nikel Cs yang diterapkan RI, termasuk kebijakan hilirisasinya.

Ia mengatakan dari klarifikasi itu akhirnya lembaganya berubah pandangan soal larangan ekspor nikel Cs yang dilaksanakan Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi.

“Kami memiliki pertemuan yang sangat baik dengan Pak Luhut, kami adalah teman baik, dan dan saya sangat bersyukur bahwa dia datang untuk bertemu dengan saya, sehingga kami dapat mengklarifikasi hal ini,” jelasnya.

Ia mengklaim dari hasil klarifikasi itu, IMF dan Indonesia sejatinya memiliki pemikiran sama. Karena pemikiran sama itulah, ia mengatakan IMF ingin Indonesia melanjutkan kebijakan hilirisasi yang sudah dijalankan.