Perusahaan mencetak rugi yang dibebankan pada entitas asosiasi sebesar Rp13,9 miliar dan rugi yang dibebankan pada entitas ventura bersama sebesar Rp55,5 miliar. Sedangkan, total liabilitas Wika mencapai Rp55,76 triliun pada kuartal I 2023. Angka ini lebih sedikit dibanding kuartal I 2022 yang mencapai Rp57,57 triliun.

Sementara, kas dan setara kas perseroan turun dari Rp5,66 triliun pada kuartal I 2022 menjadi Rp2,22 triliun pada kuartal I 2023. Selanjutnya, Wika memiliki jumlah aset sebesar Rp72,73 triliun pada kuartal I 2023. Angka ini turun dibandingkan aset pada kuartal I 2022 yang sebesar Rp75,06 triliun.

Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Vijaya menuturkan dalam hal penyusunan laporan keuangan perseroan selalu mengacu kepada ketentuan perundangan yang berlaku.

Selain itu, dalam menyusun laporan itu WIKA juga berupaya penuh untuk menyesuaikan dengan kaidah-kaidah akuntansi yang berlaku di Indonesia.

“Serta setiap laporan keuangan perseroan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik sebagai Auditor Independen,” ujar Mahendra.

Terkait Kementerian BUMN yang tengah melakukan investigasi bersama Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait manipulasi laporan keuangan tersebut, Mahendra menegaskan menyerahkan sepenuhnya kewenangan itu kepada Kementerian BUMN selaku pemegang saham seri A WIKA.