Bisnis, Rakyat News – Bisnis kuliner tidak ada matinya. Selain makanan tradisional khas Indonesia, banyak sekali pelaku usaha yang menawarkan berbagai makanan ala negara lain. Mulai dari chinese food, makanan Jepang, sajian Korea, hingga makanan ala benua Eropa semuanya ada.

Melihat eksistensi warteg yang melegenda, Martin pun tergerak untuk mendirikan Warungnya Jakarta atau disingkat Warjak. Martin menjelaskan, bahwa konsep Warjak lebih mirip warteg. Namun, menu makanan yang ditawarkan lebih beragam dan lebih higienis. “Kami menggunakan dapur terpusat, biar kebersihan dan keseragaman rasa tetap terjaga,” jelas Martin.

Warjak baru saja didirikan pada Februari 2017 lalu. Sejak pertama kali didirikan, Martin langsung menerapkan sistem kemitraan. Saat ini, sudah ada sekitar 16 mitra yang sedang mempersiapkan pembukaan gerai.

Paket kemitraan Warjak dihargai Rp 5,5 juta. Investasi itu mencakup peralatan lengkap penyajian makanan. Martin merinci peralatan tersebut di antaranya etalase, centong takar, piring, gelas, serta sendok. “Masing-masing piranti saji kami siapkan buat 100 konsumen,” ujarnya.

Diluar investasi itu, mitra masih perlu menyiapkan lokasi dan karyawan. Selain itu, mitra masih perlu order untuk pasokan makanan per harinya. Minimal order dari mitra sebesar Rp 250.000.
Mitra bebas memilih 51 menu yang disediakan oleh Warjak. “Minimal menu utama seperti telur dadar, tempe orek dan sayur itu harus ada ya,” tutur Martin.

Berdasarkan perhitungan Martin, mitra diharapkan dapat jual 60-65 porsi per hari. Dengan demikian, mitra bisa meraup omzet Rp 900.000-Rp 1 juta per hari. Mitra diharapkan balik modal dalam 2,5 bulan. (kontan)