Kepala BPs Sulsel  Yos Rusdiansyah
Makassar, Rakyat News – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) pada kelompok bahan makanan yang berdampak pada laju inflasi di November 2019 sebesar 0,11 persen. Senin (2/12/2019).Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah di Makassar, Senin, mengatakan di Sulawesi Selatan lima kota menjadi sampel dari 24 kabupaten untuk mendata tingkat inflasi maupun deflasi provinsi.

“Dari lima kota, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Parepare dengan 0,84 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Makassar dengan 0,4 persen,” ujarnya.

Dia menjelaskan terdapat 10 komoditas yang menjadi pendorong inflasi dan di peringkat pertama atau tertinggi adalah kebutuhan dapur khususnya bahan makanan.

“Kelompok bahan makanan sangat tinggi memicu inflasi Sulsel pada November ini. Biasanya ini dipengaruhi banyak faktor, bisa cuaca dan bisa juga karena permintaan meningkat,” katanya.

Yos menyebutkan kelompok bahan makanan yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga konsumen (IHK) ini menyumbang inflasi 0,29 persen, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,19 persen).

Selanjutnya kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,18 persen); kelompok kesehatan (0,14 persen); dan kelompok sandang (0,10 persen).

Sementara itu kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga dan kelompok transportasi, komunikasi, dan keuangan mengalami deflasi masing-masing sebesar (0,03 persen) dan (0,32 persen).

Beberapa komoditas yang memberikan andil tertinggi terhadap inflasi Sulsel antara lain tomat buah, tomat sayur, ikan bandeng, papan, semen, pisang, kacang panjang, rokok putih, bawang merah, nasi dengan lauk.

Sedangkan sepuluh komoditas yang dominan memberikan andil deflasi antara lain: cabai rawit, tarif angkutan udara, cabai merah, daging sapi, kangkung, apel, bawang putih, teri, nangka muda, ikan teri basah.

YouTube player

Tim Redaksi

Rakyat News
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS