Turut hadir mewakili Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Dr. Bonifasius Wahyu Pudjianto, M.Eng., yang menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap pemanfaatan AI secara etis dan bijak dalam kehidupan masyarakat.

“AI tidak menggantikan manusia, tetapi merupakan alat bantu. Saya ingin mengajak mahasiswa untuk tidak hanya menjadi pengguna, tetapi menjadi ahli AI yang dapat memanfaatkan teknologi ini dalam berbagai sektor,” tegas Bonifasius.

Ia menambahkan, dalam lanskap ketenagakerjaan modern, indikator keberhasilan tidak lagi semata ditentukan oleh gelar atau indeks prestasi akademik, melainkan oleh literasi digital, kemampuan berpikir kritis, serta penguasaan teknologi.

Sementara itu, Senior Vice President Head of People & Culture Indosat Ooredoo Hutchison, Lisa Qonita, menggarisbawahi pentingnya kesiapan karier yang dibangun sejak dini melalui pola pikir yang terbuka, penguasaan keterampilan, dan pengalaman nyata.

“Pilihan kalian untuk berkarier atau menjadi seorang wirausahawan akan datang dengan konsekuensinya. Pengalaman kerja tidak harus berasal dari pekerjaan tetap di perusahaan besar, tetapi bisa diperoleh melalui magang, pekerjaan sukarela, atau bahkan proyek pribadi yang relevan,” ujar Lisa.

Sebagai pelengkap kegiatan, diselenggarakan pula Bootcamp for Idea Development bersama Womenpreneur Indonesia Network (WEN Indonesia) yang dipandu oleh Dr. Endang Pitaloka. Sesi ini dirancang untuk membekali peserta dalam mengembangkan ide bisnis dari tahap awal hingga menjadi produk yang memiliki nilai pasar.

Melalui program ini, Universitas Hasanuddin menegaskan komitmennya untuk terus mendorong mahasiswa menjadi talenta unggul yang siap bersaing di era digital, serta mampu memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan berbasis inovasi teknologi di Indonesia. (*)

YouTube player