Cegah Siswa Keracunan Makanan, BGN Wajibkan Pelatihan untuk Orang Dapur MBG
Namun, hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan, air minum, peralatan makan, hingga muntahan siswa menunjukkan hasil negatif.
Kondisi serupa terjadi di Bandung dan Pali. Di Pali, Dadan menjelaskan bahwa meski ikan yang disajikan telah melalui proses pembekuan dan pemanasan ulang serta lolos uji laboratorium, tetap menimbulkan reaksi negatif di lapangan. Ia menekankan pentingnya penggunaan bahan baku segar untuk mencegah risiko tersebut.
“Kami kemudian memutuskan pemilihan bahan baku harus lebih selektif. Mungkin lebih fresh akan lebih baik,” tegas Dadan.
Sebagai tindak lanjut, BGN kini memperketat prosedur dapur MBG, termasuk pengawasan ketat pada waktu pengolahan dan pengiriman makanan. Petugas sekolah juga diwajibkan melakukan uji organoleptik—yakni pemeriksaan berdasarkan pancaindra—sebelum makanan disajikan kepada siswa.
bSelain itu, terdapat batas toleransi ketat terhadap durasi konsumsi makanan sejak diterima, serta peningkatan pengawasan dalam proses distribusi dan penyimpanan.
“Karena baru pertama kali terjadi, mereka mungkin menganggap bahwa segala sesuatunya berjalan normal sehingga terjadi kelengahan-kelengahan,” tutur Dadan.
Dengan kebijakan baru ini, BGN berharap dapat mencegah kejadian serupa di masa depan dan menjamin keamanan serta kualitas program MBG yang ditujukan untuk meningkatkan gizi siswa di seluruh Indonesia. (*)

Tinggalkan Balasan