Bagaimana Ratusan Ribu Anak Muda Gagal Dapat Kerja Karena Skill Tak Terpakai
RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Mereka lulus sekolah, bahkan kuliah, namun tetap menganggur. Bukan karena malas, bukan pula karena tidak berusaha. Tapi karena skill yang dimiliki—tidak dibutuhkan di dunia kerja. Hasilnya? Ratusan ribu anak muda harus menerima kenyataan pahit: ditolak perusahaan, dibayar rendah, atau terjebak dalam pekerjaan yang tak sejalan dengan cita-cita.
Indonesia Krisis Skill Relevan
Berdasarkan data BPS dan laporan World Bank, tingkat pengangguran terbesar di Indonesia justru didominasi oleh lulusan SMA dan perguruan tinggi. Ironis, bukan? Pendidikan tinggi seharusnya menjadi jalan keluar dari kemiskinan dan pengangguran. Namun, faktanya, sistem pendidikan kita belum cukup responsif terhadap kebutuhan industri global. Kurikulum yang ketinggalan zaman, minimnya praktik kerja nyata, dan kurangnya pelatihan soft skill serta bahasa Inggris membuat anak muda Indonesia tertinggal jauh dari pesaing regional.
Skill Tak Terpakai = Karier Tertunda
Bayangkan, kamu belajar akuntansi, tapi tidak tahu cara bekerja di tim. Atau kamu lulusan perhotelan, tapi belum pernah menyajikan makanan secara profesional. Atau kamu fasih teori hospitality, tapi tak bisa menjawab pertanyaan wawancara kerja dalam bahasa Inggris. Di dunia kerja modern, ijazah hanya pembuka pintu. Yang benar-benar membawamu masuk adalah skill relevan, attitude profesional, dan kemampuan komunikasi global.
Baraka Academy: Menjawab Kegagalan Sistemik Ini
Di sinilah Baraka Academy Indonesia hadir. Kami bukan sekadar lembaga pelatihan kerja—kami adalah career accelerator yang dirancang untuk menutup jurang antara pendidikan dan dunia kerja global. Di Baraka Academy, peserta tidak hanya belajar teori. Mereka dilatih oleh mentor profesional, dipersiapkan dengan pelatihan intensif di bidang perhotelan (F&B dan housekeeping), dibekali bahasa Inggris hospitality, serta mendapatkan simulasi kerja dan wawancara sungguhan.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan