RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan, Anggiat Sinaga, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi berat yang dihadapi oleh industri perhotelan saat ini.

Menurut Anggiat, situasi tersebut sangat membebani sektor tersebut, dan ia berharap adanya langkah konkret dari pemerintah pusat, provinsi, maupun kota untuk memberikan solusi yang bisa menggerakkan perekonomian.

“Tidak usah lagi berbicara soal dampak (efisiensi), okupansi pengurangan tenaga kerja sudah pasti, kepada UMKM juga pasti akan tertahan, yang kita minta kepada pemerintah adalah, kalau semua anggaran pemerintah di pangkas 50 persen ya sudahlah, tapi 50 persennya itu tolong dikucurkan supaya ini bergerak itu loh,” ujar Anggiat Sinaga dalam press conference kondisi industri perhotelan di Sulsel, Selasa (25/3/2025).

Dia juga menambahkan agar terdapat kebijakan penggunaan anggaran yang tepat dan mampu memberikan keringanan bagi industri perhotelan.

“Jadi dengan anggaran yang 50 persen ini berharap ada pergerakan mencoba menghidupkan, jangan seperti sekarang yang anggaran itu betul-betul 50 persen itupun belum cair, bagaimana untuk menggerakkan itu yang kami harap,” jelasnya lebih lanjut.

Anggiat berharap agar seluruh kementerian dapat segera mengucurkan dana yang ada untuk membantu perekonomian yang sedang terpuruk.

“Kucurkan saja dananya supaya ekonomi bergerak kalau kementerian bergerak ekonomi bergerak kalau ekonomi bergerak maka okupansi bergerak,” tegas Anggiat dengan penuh keyakinan.

Lebih lanjut, Anggiat meminta agar Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kota Makassar tidak ragu untuk menyelenggarakan acara-acara di hotel-hotel.

“Pemerintah kota dan pemprov jangan takut beracara di hotel, jangan alergi acara di hotel, buat aja kegiatan karena dengan membuat acara itu sudah menjadi bagian menstimulus ekonomi,” pungkasnya.

Sementara itu, tingkat okupansi hotel-hotel di Kota Makassar kini mengalami penurunan yang signifikan, bahkan hanya menyentuh angka 15 persen.

Hal ini menandakan bahwa industri perhotelan saat ini berada pada titik kritis, dan membutuhkan perhatian serta langkah cepat untuk pemulihan.

YouTube player