Efisiensi Anggaran Bikin Industri Hotel Drop, PHRI : Itulah Kenyataannya

RAKYAT NEWS, MAKASSAR – Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Sulawesi Selatan (PHRI Sulsel), Anggiat Sinaga memberikan tanggapan terhadap kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah.

Sinaga menyatakan bahwa kebijakan tersebut akan berdampak signifikan pada industri perhotelan, khususnya dalam hal penurunan pendapatan. Menurutnya, sektor perhotelan sangat tergantung pada pasar pemerintah.

“Itulah kenyataannya. Karena pasar pemerintah berkontribusi besar pada okupansi perhotelan,” katanya, dikutip dari Herald Sulsel, Kamis (20/02/2025).

Sinaga juga mengungkapkan bahwa sektor pemerintahan menyumbang sekitar 40 persen dari pendapatan hotel.

Jika anggaran pemerintah dipangkas dan aktivitas pemerintahan di hotel dikurangi, maka industri ini diprediksi akan mengalami penurunan pendapatan yang signifikan.

“Sehingga imbas pemangkasan anggaran ini sudah pasti perhotelan langsung drop,” tambahnya.

Lebih lanjut, dia memperkirakan potensi kerugian yang mungkin dialami oleh industri perhotelan akibat pemangkasan anggaran pemerintah bisa mencapai triliunan rupiah.

Dampak tersebut tidak hanya terasa oleh hotel besar, tetapi juga oleh pelaku usaha kecil dan menengah di sektor perhotelan serta industri terkait lainnya.

Mengenai langkah PHRI untuk menanggapi kebijakan ini, Sinaga menyatakan bahwa Badan Pengurus Pusat (BPP) PHRI sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Pariwisata.

“Saat ini BPP PHRI pusat masih mencocokkan jadwal pertemuan dengan pihak pemerintah terkait pemangkasan anggaran tersebut,” jelasnya.

Kebijakan pemangkasan anggaran pemerintah ini menjadi tantangan baru bagi industri perhotelan yang sebelumnya telah terdampak oleh pandemi dan kebijakan ekonomi lainnya.

Sinaga berharap dapat ditemukan solusi yang dapat menjaga kelangsungan bisnis mereka di tengah situasi yang semakin sulit.