RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Banyak anak muda bermimpi meniti karier internasional melalui program magang di hotel berbintang dan perusahaan global. Sayangnya, tidak semua program magang memberikan pengalaman kerja yang layak. Beberapa justru berujung pada eksploitasi tenaga kerja, di mana peserta magang diperlakukan seperti pekerja kasar tanpa hak yang jelas.

Lalu, bagaimana cara membedakan magang profesional dengan perbudakan modern yang berkedok pelatihan kerja? Berikut adalah beberapa tanda penting yang harus Anda ketahui.

1. Kontrak Kerja yang Jelas vs. Janji Kosong

Magang profesional selalu memiliki kontrak tertulis yang mencantumkan hak dan kewajiban peserta, termasuk durasi kerja, tunjangan, dan jam kerja yang wajar. Jika Anda tidak diberikan kontrak atau hanya menerima janji manis, waspadalah!

2. Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan vs. Pekerjaan Kasar Tanpa Ilmu

Program magang yang baik memberikan kesempatan belajar dan bimbingan dari mentor profesional. Sebaliknya, eksploitasi tenaga kerja sering kali membuat peserta hanya melakukan pekerjaan kasar tanpa mendapatkan keterampilan baru.

3. Jam Kerja Wajar vs. Eksploitasi Waktu

Dalam program magang resmi, peserta memiliki jadwal kerja yang jelas dan sesuai dengan regulasi tenaga kerja. Jika Anda dipaksa bekerja lebih dari jam kerja standar tanpa kompensasi, itu adalah tanda eksploitasi.

4. Fasilitas dan Tunjangan yang Layak vs. Biaya Tersembunyi

Lembaga pelatihan profesional akan memastikan peserta mendapatkan tunjangan seperti tempat tinggal, makan, atau asuransi kesehatan. Sebaliknya, program ilegal justru membebankan biaya tambahan tanpa alasan yang jelas.

5. Kesempatan Karier vs. Jalan Buntu

Magang profesional membuka peluang untuk mendapatkan pekerjaan tetap atau memperluas jaringan di industri terkait. Namun, program magang abal-abal hanya memanfaatkan tenaga kerja murah tanpa memberikan prospek masa depan.

YouTube player