RAKYAT NEWS, MAKASSAR – Pupuk Indonesia telah mengeluarkan sebanyak 16.264 ton pupuk bersubsidi sejak 1 hingga 10 Januari 2025.

Senior Manager Pupuk Indonesia untuk wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua) Sukodim di Makassar, menjelaskan bahwa penyaluran pupuk bersubsidi di Sulawesi Selatan telah dimulai sejak 1 Januari sesuai dengan arahan Kementerian Pertanian, demi memastikan petani segera menggunakan pupuk bersubsidi.

“Seluruh syarat penyaluran pupuk subsidi ke agen telah dirampungkan bahkan sebelum masuk 2025. Ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah dilakukan pada awal Januari agar produktifitas hasil pertanian meningkat,” ujarnya.

Sukodim mengatakan bahwa selain Kota Parepare, 23 daerah di Sulsel juga telah menerima pupuk subsidi. Penyaluran pupuk subsidi terbanyak terjadi di Kabupaten Bone, diikuti oleh Kabupaten Jeneponto.

Ia menjelaskan bahwa proses penebusan atau pengambilan pupuk bersubsidi oleh petani masih sama seperti sebelumnya dengan menggunakan KTP dan Kartu Tani, namun penggunaan Kartu Tani baru dapat dilakukan di Pinrang dan Soppeng.

Kemudahan dalam pengambilan pupuk subsidi juga dirasakan oleh petani karena menurut peraturan terbaru, pengambilan pupuk subsidi bisa diwakilkan melalui surat kuasa.

“Sekarang semuanya kita permudah untuk mewujudkan swasembada pangan. Beberapa aturan juga kita evaluasi kembali,” kata dia.

Secara rinci, alokasi penambahan pupuk subsidi dari tahun 2024 ke 2025 untuk masing-masing jenis pupuk adalah Urea dari 407.492 ton menjadi 424.887 ton, NPK dari 370.193 ton menjadi 386.741 ton, dan pupuk organik dari 14.538 ton menjadi 71.492 ton.

Namun, alokasi pupuk NPK Kakao untuk Sulsel mengalami penurunan dari 42.118 ton menjadi 39.250 ton. Penurunan ini sebesar 7% berdasarkan realisasi pada tahun 2024 yang hanya mencapai 30% atau 12.751 ton.