RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Satu lagi mimpi hancur! Setiap tahun, ribuan lulusan di Indonesia terjebak dalam penipuan lembaga pendidikan yang menjanjikan pekerjaan di luar negeri. Janji manis ini seringkali berujung pada kekecewaan, kerugian finansial, dan bahkan kehilangan harapan. Apakah Anda tahu modus-modus yang sering digunakan oleh lembaga pendidikan penipu ini? Mari kita ungkap dan pelajari agar Anda tidak menjadi korban berikutnya.

1. Janji Kerja Instan dengan Gaji Tinggi

Salah satu modus penipuan yang paling umum adalah lembaga yang menjanjikan pekerjaan instan dengan gaji yang tidak realistis. Janji-janji ini sering kali terlihat sangat menggoda, tetapi jika terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, biasanya memang demikian.

2. Biaya Pendidikan yang Tidak Transparan

Lembaga pendidikan penipu seringkali tidak memberikan rincian jelas mengenai biaya yang diperlukan. Biaya tambahan untuk materi, biaya administrasi, atau biaya pelatihan praktis sering kali muncul setelah siswa terdaftar. Ini bisa menambah beban finansial yang besar bagi siswa dan orang tua mereka.

3. Kurangnya Akreditasi dan Izin Resmi

Banyak lembaga penipuan tidak memiliki izin resmi atau akreditasi dari pemerintah. Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), lebih dari 30% lembaga yang menawarkan program internasional tidak terakreditasi. Pendidikan dari lembaga tanpa akreditasi tidak hanya merugikan siswa, tetapi juga dapat menghambat kesempatan kerja mereka di masa depan.

4. Testimoni Palsu dan Penipuan Promosi

Seringkali, lembaga penipuan menggunakan testimoni palsu dari “alumni” yang tidak pernah ada. Testimoni ini dipasang di situs web mereka untuk menarik perhatian calon siswa. Penting untuk melakukan riset dan mencari testimoni dari sumber yang terpercaya sebelum memutuskan untuk bergabung.

5. Janji Penempatan Kerja Tanpa Dukungan