RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Apakah Anda tahu bahwa banyak lembaga pendidikan yang menjanjikan penempatan kerja setelah lulus justru berisiko menjebak Anda dalam skema penipuan? Di tengah maraknya iklan pendidikan yang menjanjikan pekerjaan instan, penting untuk menyadari bahwa lembaga pendidikan yang baik seharusnya tidak berperan sebagai agen kerja. Mengapa demikian? Mari kita telusuri alasannya.

Fakta Mengejutkan: Pendidikan vs. Penempatan Kerja

Di Indonesia, banyak lembaga pendidikan yang mengklaim mampu menjamin penempatan kerja bagi lulusannya. Namun, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa lebih dari 30% lulusan pendidikan tinggi masih menganggur, meskipun mereka berasal dari lembaga yang menjanjikan penempatan kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa janji-janji tersebut sering kali tidak ditepati, dan dalam banyak kasus, lembaga pendidikan tidak memiliki kapasitas untuk menjamin penempatan kerja yang aman dan sesuai.

Mengapa Lembaga Pendidikan Tidak Seharusnya Menjadi Agen Kerja?

Fokus pada Pendidikan, Bukan Penempatan Kerja

Lembaga pendidikan yang baik harus fokus pada kualitas pendidikan dan pengembangan keterampilan, bukan berfungsi sebagai agen penempatan kerja. Pendidikan yang berkualitas akan membekali siswa dengan kompetensi yang diperlukan untuk bersaing di pasar kerja.

Potensi Konflik Kepentingan

Ketika lembaga pendidikan berperan sebagai agen kerja, ada risiko konflik kepentingan. Keberhasilan mereka dalam menempatkan lulusan bisa jadi lebih berfokus pada mendapatkan keuntungan finansial daripada memprioritaskan kesejahteraan siswa.

Risiko Penipuan

Banyak lembaga yang mengaku bisa menjamin penempatan kerja adalah lembaga yang tidak terakreditasi. Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), lebih dari 25% lembaga yang beroperasi tidak memiliki izin resmi, dan sebagian dari mereka terlibat dalam praktik penipuan.

Kurangnya Dukungan Karier yang Berkelanjutan

Lembaga pendidikan seharusnya menyediakan dukungan karier yang berkelanjutan, seperti bimbingan karier, pelatihan keterampilan, dan workshop, bukan hanya menjanjikan pekerjaan setelah lulus. Pendidikan harus menjadi proses yang berkelanjutan.