Pandemi Covid-19 Melandai, Pasar Tumpah di Bulan Ramadhan Tahun 1444 H
JENEPONTO, RAKYAT NEWS.COM – Bulan ramadhan adalah bulan suci yang dinantikan ummat muslim bukan hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia, tak terkecuali ummat Islam di Kabupaten Jeneponto.
Sudah menjadi kebiasaan setiap akan memasuki bulan ramadhan, ummat muslim, khususnya pengurus masjid, remaja masjid mempersiapkan kedatangan bulan suci yang penuh berkah, membersihkan setiap sudut masjid, membentuk panitia amalia, serta mempersiapkan berbagai kegiatan religius, MTQ di setiap masjid maupun desa dan kelurahan.
Tapi terkhusus ramadhan tahun 2023 saat ini ada pemandangan yang sangat berbeda dari ramadhan tahun tahun sebelumnya setidaknya 3 tahun terakhir 2019 – 2022, setelah pandemi covid -19 dinyatakan melandai dan telah memasuki masa transisi menuju endemik.
Aturan aturan pengetatan sosial masyarakat sudah dilonggarkan, memakai masker, berkerumun, menjaga jarak sudah tidak lagi, saat ini jamaah sholat sudah dirapatkan yang sebelumnya minimal berjarak 1 meter antar jamaah.
Selain itu fenomena yang disambut baik oleh para pedagang musiman adalah tidak ada lagi larangan pembatasan sosial, terlihat sepanjang jalan Bangkala – Tarowang, hadir pasar pasar tumpah yang menjajakan aneka panganan buka puasa dari mulai makanan ringan hingga makanan berat.
Di kyecamatan Bangkala terlihat jejeran penjual takjil dari Kelurahan Benteng depan kantor camat hingga perempatan menuju desa punagaya. Dari mulai aneka cendol, sayur jadi, aneka gorengan, lauk pauk hingga jualan songkok, baju gamis dll. Setidaknya ada 3 titik pasar tumpah ramadhan di Kecamatan Bangkala.
Demikian pula di Kecamatan Tamalatea, setelah memasuki reast area Boyong, mata kita sudah disuguhi jejeran penjual takjil hingga lapangan bola Kelurahan Bontotangnga, Kecamatan Tamalatea, penjual menempati sisi kiri dan kanan jalan sehingga para pengendara harus ekstra pelan saat melintas jalan antara pukul 13.00 hingga waktu Insya.
Aneka makanan jadi maupun mentah disajikan para penjual, aneka cendol dengan berbagai toping, ikan bakar, ikan mentah, kue tradisional, buras, tak ketinggalan jalangkote dengan berbagai isian. Terpantau di Kecamatan Tamalatea terdapat tidak kurang 3 titik pasar tumpah ramadhan.
Demikian pula di kecamatan kecamatan lain, seperti Binamu, Arungkeke, Tarowang, Kelara, Turatea, Rumbia. Berdasarkan pantauan kami, pasar tumpah ramadhan di Jeneponto ada 32 titik yang menempati ruas ruas jalan sebagai lokasi penjualan.
Direktur Pattiro Jeka yang juga sebagai penggiat UMKM tiem 9 Suryani Hajar,. SE.MM, mengungkapkan fenomena ini bukan hal baru setiap memasuki bulan Ramadhan, hanya saja sejak pandemi covid melanda 3 tahun terakhir semua aktifitas masyarakat terhenti bahkan dianggap pelanggaran jika melakukan aktifitas termasuk aktifitas ekonomi, sehingga begitu ada pelonggaran aktivitas, masyarakat memanfaatkan betul sebagai peluang mencari penghasilan khususnya di bulan ramadhan ini.
Dengan kenaikan harga, meningkatkannya konsumsi, lalu ditambah banyaknya pekerja yang dirumahkan saat pandemi, maka ramadhan tahun ini menjadi ruang untuk terciptanya pola baru dalam interaksi produsen dan konsumen. Di satu sisi sebagai peluang usaha disisi yang lain menjadi ruang rekreatif yang murah dan terjangkau, ungkap Suryani.
Senada dengan itu salah seorang pelaku UMKM Bunda Ritha, mengungkapkan bahwa 3 tahun kami dipaksa untuk “tiarap” menjual, selama itu kami hanya berjualan online dengan omset terbatas, sehingga saat ini kami bisa menjual secara langsung ke pelanggan kami sambil berjualan juga secara online, semoga ramadhan kali ini memberikan banyak keuntungan bagi kami para pedagang, tuturnya.
Lebih lanjut Bunda Ritha menuturkan, kami berharap ada pihak pihak yang memperhatikan kami para pelaku UMKM, dari segi pemasaran, fasilitas maupun tempat jualan sehingga tidak dianggap mengganggu pengguna jalan. Saat ini Bunda Ritha sudah paten dengan nama artomoro 79, dengan berbagai panganan kripik, minuman jahe dll.
Dengan fenomena pasar tumpah ramadhan tahun ini sebaiknya menjadi momentum kebangkitan ekonomi rakyat, sehingga rakyat bisa kembali berhari raya dengan penuh sukacita, cita bersama keluarga dan tentu saja mendapatkan keberkahan dan ridho Allah SWT di bulan suci ramadhan yang penuh ampunan, Aamin. (oji)
Tinggalkan Balasan