JENEPONTO, RAKYAT NEWS – Dalam rangka memperkuat strategi, tim pengendalian inflasi daerah (TPID) melaksanakan High level meeting (HLM) kabupaten Jeneponto tahun 2021 dengan tema stabilitas harga dan ketersediaan stok komoditas pokok menjelang hari raya idul fitri 1442 H, di Ruang Pola Panrangnuanta Kantor Bupati Jeneponto, Senin (3/5/20219.

Acara ini dihadiri oleh Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Selatan Endang Kurnia Saputra, Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi apembangunan Provinsi Sulsel Dr. Since Erna Lamba Sp.,Mp,
Bupati Jeneponto Drs. H. Iksan Iskandar M.Si didampingi oleh Wakil Bupati Jeneponto H. Paris Yasir SE, Kadis Kominfo, Kadis PUPR, Kadis Ketahanan Pangan, Kadis Pertanian, Kabag, camat, lurah se-kabupaten Jeneponto serta Forkompinda.

Ketua tim pengendalian inflasi daerah (TPID) selaku Kabag Ekonomi Amiruddin Abbas melaporkan hasil pemantauan pasar dibeberapa kecamatan serta pasar karisa pada 26 April dengan ketersediaan dan harga pangan yang cenderung stabil.

“sebagaian besar komoditas tidak mengalami kenaikan atau cenderung stabil kecuali telur ayam yang sedikit mengalami kenaikan harga,” ujarnya.

Bupati Iksan Iskandar dalam sambutan menyambut Pimpinan BI perwakilan Sulawesi Selatan, Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Sulsel Dr. Since Erna Lamba Sp.,Mp.

Pada kesempatan itu, Bupati Iksan Iskandar mengapresiasi penyelenggaraan acara High Level Meeting TPID sebagai upaya menjawab tantangan internal dan tantangan eksternal daerah dalam menjaga stabilitas inflasi.

“Melalui kesempatan ini saya meminta tim pengendalian inflasi daerah agar menyusun strategi dalam menjaga stabilitas inflasi,” tegasnya.

Rakyat News

Masih dalam kesempatan yang sama bupati berharap adanya sumbangan pemikiran Bank Indonesia (BI) berkaitan dengan pendekatan teknologi dalam menunjang produktivitas petani garam Jeneponto.

“Mudah-mudahan dengan perhatian dan bantuan Bank Indonesia melalui pendekatan teknologi, produktivitas petani garam jeneponto dapat meningkat,” harap Iksan.

Sementara itu Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Sulsel Dr. Since Erna Lamba Sp.,Mp, menyampaikan perlunya koordinasi bersama pelaku usaha untuk mengatasi keterlambatan atau kekurangan stok kebutuhan pokok, penyimpangan atau penimbunan serta meminimalisir gangguan distribusi pasokan bahan kebutuhan pokok yang didukung dengan kesiapan moda angkutan.

Oleh karena itu, perlu peningkatan pengawasan barang beredar agar masyarakat terhindar dari barang kedaluwarsa, barang selundupan barang yang tidak aman dikonsumsi atau digunakan, ujarnya.

Pihaknya juga mendorong pelaksanaan operasi pasar murah (OPM) khusus beras dengan menggunakan subsidi pemerintah, meningkatkan kerja sama perdagangan antar daerah, terutama untuk komoditas-komoditas penyumbang inflasi.

“Untuk menghindari kelangkaan dan lonjakan harga kita bisa melakukan kerja sama perdagangan antar daerah, misalnya telur bisa bekerjasama dengan kabupaten Sidrap,” urainya.

Ia juga menambahkan bahwa keberhasilan dalam menjaga inflasi dapat ditunjang dengan adanya strategi kerjasama dari seluruh OPD terkait, dengan begitu harga-harga kebutuhan bahan pangan akan relatif stabil dan ketersediaannya lebih dari tercukupi.

“Setidaknya ada tiga strategi yang harus dilakukan dalam stabilitas inflasi yakni menjaga ketersediaan pangan, menjaga stabilitas harga, menjaga distribusi serta membangun komunikasi efektif antar OPD dan stakeholder,” tambahnya.

Sementara itu Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Selatan Endang Kurnia Saputra menyebutkan inflasi di Sulawesi Selatan cenderung stabil dengan kisaran 2,24 persen.

“Inflasi itu seperti tekanan darah kalau terlalu tinggi akan berbahaya dan kalau terlalu rendah juga berbahaya maka idealnya stabil saja,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa fokus pemerintah saat ini bukan pada inflasi Tetapi bagaimana pemulihan ekonomi masyarakat, parwisata menjadi salah satu sektor yang mendapat perhatian.

“Jeneponto menjadi salah satu daerah yang menjadi perhatian kami yakni surfing dan wisata alam di Rumbia, Insya Allah dalam waktu dekat kami akan bawa tim safety Bank Indonesia untuk lintas alam dirumbia, “janji Endang.

Di kesempatan itu Ia juga berjanji akan memberikan bantuan hibah sebagai upaya percepatan pemulihan ekonomi masyarakat disektor pariwisata.

“Kami akan memberikan hibah dan tidak perlu dikembalikan lagi, pengembaliaannya cukup berupa senyum masyarakat yang yang sudah bisa berdaya saing,” tutupnya disambut tepuk tangan.

Acara dilanjutkan dengan diskusi antara Pemerintah Daerah dengan pihak Bank Indonesia perwakilan Sulawesi selatan tentang penanggulangan inflasi daerah. (*)