JENEPONTO, RAKYAT NEWS – Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jeneponto Junaedi tak menampik jika saat ini tingginya biaya operasional ditubuh perusahannya itu. Menurutnya, peningkatan operasional PDAM akhir-akhir ini, disebabkan beberapa hal.

“Biaya pemakaian listrik meningkat setiap bulannya. Semua pompa di instalasi pengolahan air dioperasikan oleh listrik dengan beban yang sangat tinggi,” ucap Junaedi pada Rakyat News, Senin (02/11/2020).

Ia menjelaskan, setiap bulan perusahaan PDAM Jeneponto harus mengeluarkan uang ratusan juta rupiah untuk tagihan listrik yakni mencapai Rp 180 juta. Hal itu untuk membiayai operasional sumber air di instalasi pengolahan air yang tersebar di sejumlah kecamatan di Jeneponto.

Junaedi juga menjelaskan bahwa pihak PDAM Jeneponto setiap bulannya harus mengeluarkan biaya pemeliharaan seperti kerusakan alat bantu dan pompa yang rusak, pembelian bahan kimia seperti tawas dan gaji karyawan yang mencapai ratusan juta rupiah.

Apalagi, kata Junaedi, saat ini tunggakan pelanggan masih sangat tinggi yakni mencapai Rp 6 Milyar. Hal ini telah mempengaruhi nilai nominal pendapatan PDAM Jeneponto perbulannya.

Oleh karena itu, Ia menyampaikan kepada semua pelanggan untuk segera melunasi tunggakan airnya, karena sisa kurang lebih dua bulan lagi pihak manajemen PDAM Jeneponto akan tutup buku pada tahun 2020.

“Saya minta secara sadar kepada seluruh pelanggan untuk melunasi kewajibannya. Karena tindakan tegas akan kami terapkan jika melunasi tunggakan ya berupa pemutusan jaringan tanpa lagi ada pemberitahuan,” tegas Junaedi.

Karena itu, pelanggan yang sudah diputus jaringannya atau dicabut meterannya dan ingin menyambung kembali maka akan dikenakan biaya pemasangan sambungan sebesar Rp 1 Juta. “Makanya, segera lunasi tunggakan airnya untuk menghindari biaya pemasangan sambungan kembali,” pungkasnya. (*)