Jelang Nataru, Danantara dan Pelindo Tinjau Kesiapan Pelabuhan Makassar
Selain kesiapan operasional jangka pendek, peninjauan juga membahas rencana strategis terkait re-layout Terminal Petikemas Makassar (Terminal 1). Dalam rencana tersebut, kegiatan peti kemas ditargetkan akan sepenuhnya beroperasi di Makassar New Port (Terminal 2) pada akhir tahun 2026.
Kondisi ini memerlukan pengaturan zonasi kegiatan jasa kepelabuhanan yang akan disiapkan oleh anak perusahaan Pelindo Group guna meningkatkan kinerja layanan kepada pengguna jasa sekaligus menjaga keberlanjutan bisnis kepelabuhanan ke depan.
Direktur Operasi Pelindo, Putut Sri Muljanto, menyampaikan bahwa Pelindo telah menyiapkan berbagai langkah strategis dan antisipatif untuk menghadapi potensi lonjakan arus selama libur Natal dan Tahun Baru.
Langkah tersebut mencakup penguatan koordinasi lintas unit, optimalisasi fasilitas pelabuhan, serta peningkatan kesiapsiagaan petugas operasional di lapangan.
“Pelindo secara konsisten melakukan evaluasi dan pemantauan kesiapan operasional menjelang Nataru. Kami memastikan seluruh terminal, baik terminal penumpang maupun peti kemas, dapat beroperasi dengan lancar, aman, dan efisien. Penguatan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan juga menjadi kunci untuk menjaga kelancaran layanan selama periode dengan tingkat aktivitas tinggi seperti ini,” kata Putut.
Ia menambahkan, Pelindo juga menempatkan aspek keselamatan, keamanan, dan kualitas layanan sebagai prioritas utama, sejalan dengan komitmen perusahaan dalam mendukung kelancaran arus logistik nasional dan pelayanan publik.
Sementara itu, Division Head Operasi Pelindo Regional 4, Yusida M. Palesang, menjelaskan bahwa berbagai persiapan teknis dan operasional telah dilakukan sejak jauh hari sebelum periode Nataru. Persiapan tersebut meliputi penataan pola kerja, kesiapan peralatan operasional, serta penguatan sistem layanan berbasis digital.
“Di wilayah Pelindo Regional 4, khususnya Pelabuhan Makassar dan TPK New Makassar, kami memastikan seluruh fasilitas dan peralatan dalam kondisi siap pakai. Kesiapan SDM juga menjadi perhatian utama, termasuk pengaturan jadwal kerja dan peningkatan pengawasan operasional selama periode Nataru,” jelas Yusida.








Tinggalkan Balasan