RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Kalla Institute resmi mengumumkan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) tahun akademik 2026–2027 dengan mengusung komitmen mencetak lulusan yang siap berkarier di dunia industri dan wirausaha. Pengumuman tersebut digelar dalam konferensi pers di Auditorium Kalla Institute, NIPAH PARK Office Building, Kamis (13/11/2025).

Rektor Kalla Institute, Syamril, S.T., M.Pd., hadir bersama Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Anhar Januar Malik serta Penanggungjawab Subbimaksi Fitriani dalam kegiatan tersebut.

Syamril menjelaskan bahwa penerapan konsep link and match di Kalla Institute tidak sebatas pada kegiatan magang, tetapi dimulai sejak tahap penyusunan kurikulum.

“Para mahasiswa nantinya bukan hanya magang, tetapi sejak tahap penyusunan kurikulum, kami sudah melibatkan unsur dunia industri agar pembelajaran lebih relevan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa Kalla Institute secara rutin menghadirkan praktisi dari berbagai bidang untuk berbagi pengalaman langsung di ruang kuliah. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap bulan dan menjadi bagian penting dari evaluasi program studi.

Saat ini, Kalla Institute membuka empat program studi unggulan yang menyesuaikan tuntutan zaman, yaitu Proyek Kewirausahaan, Bisnis Digital, Sistem Informasi, dan Manajemen Ritel.

Dari keempat program tersebut, Bisnis Digital menjadi jurusan yang paling diminati dengan pendaftar mencapai sekitar 40 persen dari total mahasiswa baru tahun sebelumnya.

“Untuk menunjang pengembangan mahasiswa, kami menyediakan berbagai fasilitas seperti business incubator bagi calon pengusaha muda dan Career Development Center bagi mereka yang ingin berkarier di perusahaan. Sejak semester awal, mahasiswa juga mendapatkan mata kuliah Personal Development untuk membentuk karakter dan kesiapan diri menghadapi dunia kerja,” kata Syamril.

Kalla Institute membuka berbagai jalur penerimaan, termasuk jalur beasiswa dan program ‘Portofolio Bisnis’ yang memberikan potongan biaya kuliah hingga 50 persen bagi calon mahasiswa yang telah memiliki usaha minimal satu tahun. Penilaian program ini didasarkan pada ide, konsistensi, dan semangat wirausaha, bukan semata pada keuntungan finansial.

Selain itu, kampus juga memberikan kesempatan bagi siswa SMA, khususnya dari sekolah Athirah, yang memiliki proyek bisnis sebagai tugas akhir untuk melanjutkan pendidikan di Kalla Institute.

Pihak kampus turut menyediakan bantuan pendidikan hingga beasiswa penuh bagi mahasiswa berprestasi maupun yang mengalami kesulitan ekonomi.

Kolaborasi erat dengan Kalla Group menjadi salah satu keunggulan kampus ini. Melalui integrasi tersebut, program studi seperti Manajemen Ritel dan Sistem Informasi diarahkan agar lulusannya siap mengisi posisi strategis seperti digital marketer maupun programmer di perusahaan-perusahaan Kalla Group.

“Beberapa lulusan kami bahkan langsung terserap di unit usaha Kalla, termasuk alumni dari sekolah Athirah yang membutuhkan tenaga IT,” tambah Syamril.

Kalla Institute menargetkan penerimaan sekitar 100 mahasiswa baru setiap tahun dengan komitmen menghasilkan lulusan yang adaptif, kompeten, dan siap berkontribusi di dunia kerja maupun dunia wirausaha.

Wakil Rektor I, Anhar Januar Malik, menyebut kekuatan utama Kalla Institute terletak pada integrasi dengan ekosistem bisnis Kalla yang menjadi laboratorium nyata bagi mahasiswa.

“Mahasiswa mengerjakan proyek riil dan dibimbing langsung oleh praktisi. Di Program Studi Sistem Informasi, misalnya, kami menerapkan komposisi 70% teknologi dan 30% bisnis. Tujuannya bukan sekadar mencetak programmer, tetapi technopreneur dan data specialist yang memahami strategi bisnis,” jelasnya.

Sebagai bagian dari inovasi akademik, Kalla Institute mengganti skripsi konvensional dengan tugas akhir berbasis karya nyata seperti proyek bisnis, prototipe startup, atau implementasi kecerdasan buatan.

“Nantinya portofolio inilah yang menjadi bukti kesiapan lulusan kami di dunia kerja. Kami mengundang generasi muda untuk merasakan pengalaman belajar yang berbeda dari kampus pada umumnya,” tambah Anhar.

Dalam mendukung akses pendidikan yang lebih luas, Kalla Institute menghadirkan program FLEXY-KI, yang menawarkan keringanan finansial berupa bebas biaya pendaftaran, skema pembayaran SPP fleksibel, penyesuaian biaya kuliah dengan kemampuan ekonomi orang tua, serta cicilan biaya pembangunan hingga lima semester.

Selain itu, kampus memperkenalkan program unggulan baru “Bridge to Master”, hasil kerja sama dengan Institute Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS). Program fast track ini memungkinkan lulusan Prodi Bisnis Digital dan Sistem Informasi menempuh studi S2 dengan waktu lebih singkat dan biaya lebih terjangkau.

PMB 2026 Kalla Institute juga menghadirkan tiga nilai keunggulan utama: “Fast Track Berkarier di Kalla”, yang memberikan kesempatan magang dan prioritas kerja di Kalla Group; “Belajar Langsung dari BOD Kalla”, di mana mahasiswa mendapat pembelajaran langsung dari para top manajer Kalla; serta “CEO Sejak Kuliah”, yang mendorong mahasiswa menjadi entrepreneur muda sejak di bangku kuliah.

Untuk mahasiswa yang tertarik pada dunia wirausaha, kampus ini memiliki program Inkubator Bisnis untuk membantu calon pengusaha mewujudkan usahanya melalui pembinaan intensif hingga tahap demo day, yang dimentori langsung oleh praktisi bisnis profesional. Sejumlah alumni telah berhasil mengembangkan bisnisnya, seperti Nazma Group di sektor ritel dan Tuan Tuna di bidang F&B.

Program Career Development Center (CDC) turut disiapkan untuk mendukung mahasiswa menghadapi dunia kerja. CDC tidak hanya menyediakan pelatihan TOEFL dan asesmen karier, tetapi juga menjadi jembatan antara kampus dan industri.

Di sisi lain, Penanggung jawab Subbimaksi, Fitriani, menjelaskan bahwa Kalla Institute menggunakan sistem uang kuliah tunggal (UKT) yang diberi nama FLEXY-KY, dengan enam golongan mulai dari Rp5 juta hingga Rp10 juta, disesuaikan dengan kemampuan ekonomi orang tua.

“Jumlah UKT dibayar sampai akhir akan sama, tidak ada lagi belanja SKS. Jadi cukup membayar SPP per semester tanpa biaya tambahan,” terangnya.

Ia menambahkan, biaya pembangunan dapat diangsur hingga lima semester.

“DI Kalla Institute kami menerapkan sistem angsuran agar orang tua tidak diberatkan,” ujarnya.

Fitriani juga memaparkan bahwa melalui program Bridge to Master, mahasiswa Prodi Bisnis Digital dan Sistem Informasi dapat menyelesaikan studi S1 dan S2 hanya dalam waktu lima tahun dengan biaya kurang dari Rp100 juta.

“Jadi dalam lima tahun sudah bisa meraih dua gelar sekaligus, S1 dan S2. Program ini hasil kerja sama dengan ISTTS Surabaya dan dirancang agar mahasiswa bisa cepat melangkah ke jenjang profesional,” tuturnya.

Kalla Institute membuka beberapa jalur penerimaan, di antaranya jalur reguler, jalur nilai rapor, Tes Kemampuan Akademik (TKA), serta jalur beasiswa.

Beasiswa yang ditawarkan meliputi Beasiswa Tahfidz 15 Juz, Beasiswa Prestasi Akademik dan Non-Akademik, serta Beasiswa Portofolio Bisnis bagi calon mahasiswa yang telah memiliki usaha aktif.

Anhar menambahkan, “Ketika mahasiswa baru masuk Kalla Institute, mereka langsung diperhadapkan dengan Career Development Center. Di sini kami melakukan asesmen minat dan bakat sejak awal agar setiap mahasiswa bisa diarahkan sesuai potensi, baik menjadi profesional di perusahaan maupun entrepreneur mandiri.”

Dengan berbagai program inovatif ini, Kalla Institute menegaskan komitmennya menjadi kampus yang adaptif, berorientasi industri, dan melahirkan generasi muda unggul yang siap bersaing di dunia kerja maupun bisnis. (*)