Mereka diharapkan menjadi contoh nyata bagi petani lain di Majene dalam menerapkan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berorientasi hasil.

Sementara itu, Sekretaris Desa Adolang Dhua, Muslimin, menyambut positif inisiatif ini.

“Petani jadi lebih kompak dan percaya diri. Mereka sekarang tahu cara mengelola tanaman secara modern. Ini bukan sekadar bantuan, tapi perubahan pola pikir,” ungkapnya.

Dengan masa budidaya sekitar 12 bulan, panen perdana Pisang Loka Pere diperkirakan berlangsung pada November–Desember 2026.

Penerapan teknik budidaya yang lebih baik membuat petani optimistis hasil panen akan meningkat dari sisi kualitas dan kuantitas

. Hal ini diharapkan mampu memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa berbasis sumber daya unggulan daerah.

Pisang Loka Pere sendiri merupakan varietas khas Desa Adolang dan Desa Adolang Dhua yang telah terdaftar sebagai sumber daya genetik di PVT-PP Kementerian Pertanian. Buah ini memiliki kandungan mineral tinggi hingga 2.220,80 mg/100 g serta energi sebesar 131,06 kkal.

Dengan nilai gizi dan potensi ekonominya yang tinggi, Pisang Loka Pere berpeluang besar menjadi produk unggulan daerah yang mendukung ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi masyarakat.

Program Desa Bangkit Sejahtera yang dijalankan LAZ Hadji Kalla menjadi bukti bahwa sinergi antara lembaga sosial non pemerintah dan masyarakat dapat menciptakan perubahan nyata di akar rumput.

“Fokus kami bukan hanya memberi bantuan, tapi memastikan masyarakat bisa tumbuh dan berdaya secara mandiri. Ketika desa kuat, ekonomi masyarakat pun ikut bangkit,” tutup Erny Rachmi Nurdin. (*)

YouTube player