RAKYAT.NEWS, BULUKUMBA – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Gelombang 114 Universitas Hasanuddin (Unhas) menghadirkan inovasi baru di Desa Seppang, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba.

Mereka meluncurkan program “Peta Usaha Desa” yang bertujuan memetakan dan mendokumentasikan potensi usaha masyarakat setempat, mulai dari usaha rumahan, pertanian, hingga produk olahan lokal.

Melalui program ini, warga desa diharapkan lebih mudah memperkenalkan potensi usaha mereka, sekaligus mempermudah akses bagi pembeli maupun pihak luar yang ingin menjalin kerja sama.

Gagasan tersebut lahir dari kesadaran mahasiswa KKN bahwa Desa Seppang memiliki potensi ekonomi besar, namun belum terdokumentasi dengan baik.

Banyak usaha warga yang berjalan secara mandiri tanpa promosi maupun jaringan pemasaran luas. Karena itu, melalui peta usaha desa, setiap unit usaha kini dapat terdata secara jelas, lengkap dengan lokasi, jenis produk, serta informasi pelaku usaha. Program ini tidak hanya berfungsi sebagai dokumentasi, tetapi juga sarana penguatan ekonomi lokal berbasis digital.

Peta usaha desa memanfaatkan teknologi dengan mengintegrasikan data ke dalam Google Maps. Informasi mengenai usaha masyarakat Desa Seppang dapat diakses siapa saja, baik dari dalam maupun luar desa. Langkah ini dinilai sebagai terobosan baru karena menghadirkan promosi usaha dengan cara modern yang sederhana, murah, dan efektif.

Program yang berlangsung sejak 15 Juli hingga 8 Agustus 2025 ini tidak hanya berfokus pada pengumpulan data. Mahasiswa KKN Unhas juga mendampingi pelaku usaha desa dengan membantu menyiapkan informasi, memberikan edukasi mengenai pentingnya promosi digital, serta mengajarkan penggunaan teknologi sederhana dalam pengelolaan usaha.

Kepala Desa Seppang, Samsu, memberikan apresiasi terhadap inisiatif mahasiswa. Ia menilai peta usaha desa menjadi langkah penting untuk mengangkat potensi ekonomi lokal yang selama ini belum terekspos.

“Upaya ini dapat membuka peluang bagi Desa Seppang agar lebih dikenal, baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten, serta memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” ujar Samsu saat dikonfirmasi, Selasa (19/8/2025).

Kepala Dusun Tanah Cellae, Iskar, juga menyampaikan pandangan serupa. Ia menilai program tersebut sebagai wujud nyata kepedulian mahasiswa terhadap warga.

“Dengan adanya peta usaha, masyarakat Dusun Tanah Cellae dan dusun lain di Desa Seppang kini memiliki kesempatan lebih luas memperkenalkan hasil usaha mereka. Kami berharap program ini bisa terus berlanjut meskipun KKN selesai, karena manfaatnya sangat terasa bagi pelaku usaha kecil,” ungkapnya.

Mahasiswa KKN berharap program ini dapat diteruskan pemerintah desa setelah masa pengabdian berakhir. Mereka mendorong agar peta usaha dijadikan bagian dari basis data desa yang terus diperbarui sehingga perkembangan usaha masyarakat dapat terpantau dari waktu ke waktu dengan informasi yang akurat.

Program ini juga memberikan dampak sosial positif. Banyak pelaku usaha merasa bangga mendapat perhatian dan dukungan, tidak hanya dipetakan secara administratif, tetapi juga diberi kesempatan untuk belajar dan berkembang. Kehadiran mahasiswa KKN menjadi penggerak semangat baru bagi masyarakat Desa Seppang untuk lebih aktif dalam mengelola usahanya.

Dengan semangat kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat, peta usaha desa menjadi bukti nyata bahwa inovasi sederhana dapat memberikan dampak besar.

Desa Seppang kini memiliki identitas baru yang lebih kuat melalui pemetaan usaha, sekaligus membuka jalan bagi peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Program ini menegaskan bahwa pengabdian mahasiswa KKN tidak berhenti pada kegiatan seremonial, melainkan hadir membawa manfaat berkelanjutan.

Penulis: A. Ahmad Aiman.